“Itu yang bikin termotivasi bahwa kita bisa melakukan sesuatu untuk mengubah industri, khususnya di pesisir ini sendiri,” lanjut perempuan yang kini berusia 29 tahun itu.
Lewat Aruna, alumnus Telkom University dan Said Business School, University of Oxford itu akhirnya berhasil mewujudkan mimpinya sebagai aktivis lingkungan yang juga bisa mensejahterakan kehidupan para nelayan.
Selain memberdayakan kehidupan nelayan dan keluarganya, Utari bersama rekan-rekannya juga terus aktif mengajak masyarakat sekitar pesisir untuk menjaga keberlanjutan laut.
“Kita mengambil sesuatu yang diambil dari bumi atau hasil laut. Jadi penting banget untuk kita menjaga keberlanjutan yang ada tanpa mematikan ekonomi masyarakat yang ada di sana,” tegasnya.
Menciptakan peluang untuk perempuan yang ingin bekerja di industri perikanan
Terjun langsung ke industri yang didominasi oleh laki-laki, tentunya Utari tak jarang dihadapi oleh berbagai tantangan.
Saat pertama kali berkomitmen untuk masuk ke dalam industri ini, ia pun harus meyakinkan keluarganya terlebih dahulu.
“Banyak perempuan yang takut kontribusi itu karena memang sudah terlanjur ada kotak-kotak stigma tertentu di industri tertentu yang bilang kalau ini bukan tempatnya perempuan. Jadi lebih ke meyakinkan keluarga ketika pertama kali mau komitmen 100 persen di industri ini,” imbuhnya.
Melihat banyaknya perempuan yang merasa tidak cocok bekerja di industri perikanan ini, Utari justru melihatnya sebagai peluang untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi para perempuan yang tertarik di bidang ini.
Baca Juga: Berhenti dari RSCM, Ini Kisah Mesty Ariotedjo Dirikan Tentang Anak