2. Beri tahu temanmu apa yang nyaman untuk didiskusikan
Setelah kamu tahu apa yang nyaman untuk dibicarakan, komunikasikan batasan tersebut secara jujur dan terbuka.
Bicarakan bahwa kamu akan mendukung dan membantunya, tapi sampai batas tertentu mungkin tidak bisa mengatasinya.
Pastikan saat berbagi tidak berlebihan dan saling nyaman antara kedua belah pihak untuk menghindari oversharing.
3. Tunjukkan jika privasi orang lain terlibat
Temanmu mungkin bercerita masalah pribadinya, baik konflik atau privasi orang tua, pasangan, atau rekan kerja.
Kamu dapat mendengarkan curhatannya karena mungkin temanmu merasa kesulitan atau berjuang di lingkungan toksik.
Namun, ketika temanmu mengarah ke privasi orang lain yang tidak perlu kamu tahu, kamu bisa memintanya untuk berhenti.
Contoh privasi orang lain seperti warisan, aset berharga, masalah kepuasan seksual, utang-piutang, nafkah, dan lain-lain.
Jadi, itulah ketiga etika curhat masalah pribadi dengan teman agar tidak berlebihan ya, Kawan Puan.
Baca Juga: Etika Komunikasi tentang Seksualitas dengan Teman agar Tidak Canggung