4. Leukimia
Pengidap down syndrome memiliki risiko lebih tinggi mengalami leukimia.
Penyakit leukimia adalah kanker darah akibat tubuh terlalu banyak memproduksi sel darah putih abnormal.
Mereka yang mengidap kanker darah ini harus segera mendapat pengobatan tepat supaya tidak terjadin perburukan kondisi.
5. Sleep apnea
Sleep apnea juga berisiko dialami oleh orang dengan down syndrome.
Sleep apnea atau apnea tidur obstruktif secara negatif dapat mempengaruhi kemampuan kognitif, tingkat pertumbuhan, dan fungsi jantung.
Risiko perkembangan sleep apnea terus berlanjut seiring bertambahnya usia anak-anak dan terutama terjadi pada orang dewasa yang obesitas.
Kabar baiknya adalah dapat diobati baik melalui operasi atau perubahan gaya hidup seperti penurunan berat badan.
Baca Juga: Dengarkan Tubuhmu, Ini 4 Penyebab Jerawat Tak Kunjung Hilang
6. Masalah penglihatan
Pengidap down syndrome juga berisiko mengembangkan penyakit mata.
Bahkan gaungguan penglihatan ini dapat berkisar dari masalah saluran air mata hingga katarak usia dini.
Banyak orang dengan down syndrome membutuhkan kacamata, dan kadang-kadang bifokal dapat membantu jika mereka kesulitan menyesuaikan fokus dari dekat ke jauh.
Dikarenakan berisiko mengalami gangguan penglihatan, maka anak dengan down syndrome harus menjalani pemeriksaan mata dalam enam bulan pertama mereka dan kemudian setiap satu atau dua tahun setelah itu (seperti halnya orang dewasa).
7. Masalah pendengaran
Anak down syndrome juga berisiko mengalami gangguan pendengaran, yang bisa jadi akibat penyakit telinga atau kelebihan kotoran telinga akibat struktur telinga.
Sebab, secara anatomis telinga berkembang sedikit berbeda untuk penderita down syndrome.
Gangguan pendengaran ini perlu diatasi karena jika tidak bisa mendengar dengan jelas maka nantinya anak down syndrome akan kesulitan untuk belajar.
Nah, Kawan Puan dari informasi di atas diketahui memang anak down syndrome berisiko mengalami berbagai penyakit ya.
Maka dari itu penting bagi orang tua yang memiliki anak dengan down syndrome untuk rutin memeriksakan buah hati ke dokter agar terhindar dari komplikasi di atas. (*)