Parapuan.co - Kawan Puan, tanggal 21 Maret diperingati sebagai Hari Puisi Sedunia.
Melalui resolusi UNESCO pada tahun 1999, Hari Puisi Sedunia bertujuan untuk merayakan pembacaan, penulisan, dan penerbitan puisi secara global.
Puisi adalah karya sastra mendalam dan telah lama menjadi inspirasi dalam pembuatan karya seni lain termasuk film.
Beberapa produksi film Indonesia ternyata terinspirasi dari karya puisi sastrawan ternama seperti Sapardi Djoko Damono dan Wiji Thukul.
Setiap adegan dan momen penting dalam film-film tersebut dirancang berdasarkan bait-bait indah dalam puisi karya para maestro.
Di Hari Puisi Sedunia ini, PARAPUAN telah merangkum 5 film Indonesia yang terinspirasi dari puisi-puisi karya sastrawan ternama. Yuk, simak!
1. Gie
Film produksi Miles Films yang rilis pada 2005 ini menceritakan tentang Gie atau Soek Ho Gie.
Baca Juga: Peringati Hari Puisi Sedunia, Ini Penyair Perempuan Berpengaruh dari Berbagai Masa
Diperankan oleh Nicholas Saputra, Gie adalah mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Indonesia yang memperjuangkan hak kaum marjinal yang tertekan oleh korupsi pemerintah.
Perjuangan Gie dicatat lewat puisi-puisi yang ditulisnya dan menjadi inspirasi dalam pembuatan film serta dibacakan sebagai narasi film yang disutradarai Riri Riza ini.
Memiliki latar belakang sastra yang kuat, puisi garapan Gie memiliki pesan perjuangan terhadap ketidakadilan di negara yang kita cintai ini.
2. Hanya Isyarat (Rectoverso)
Rectoverso adalah film omnibus yang diangkat dari kumpulan tulisan Dee Lestari, sastrawan perempuan Indonesia.
Dari cerita pendek yang ada, film berjudul Hanya Isyarat hadir sebagai kisah romantis yang diangkat dari puisi Dee.
Film ini menceritakan kisah Al (Amanda Soekasah) yang kagum terhadap backpacker bernama Raga (Hamish Daud).
Sama seperti yang tertulis dalam puisis Dee, Al hanya mampu mengagumi dalam diam dan memandangnya dari belakang, lewat punggungnya.
Baca Juga: Mengharukan, 5 Puisi di Drama Korea Ini Bikin Kita Menitikkan Air Mata
Dalam puisi dan film ini, Dee Lestari menuliskan tentang bagaimana cara mencintai orang dari kejauhan.
3. Istirahatlah Kata-Kata
Film karya sutradara Yosep Anggi Noen ini menceritakan kisah Wiji Thukul, seorang penyair dan aktivis yang sering mengkritik pemerintahan pada rezim Orde Baru
Puisi-puisi Wiji Thukul menjadi jejak perjuangan sosok aktivis ini dalam persembunyiannya dan menjadi inspirasi film ini.
Istirahatlah Kata-Kata adalah kisah perjuangan Wiki Thukul (Gunawan Maryanto) dalam persembunyiannya yang dicatat lewat puisi-puisinya.
4. Hujan Bulan Juni
Film ini diangkat dari puisi Sapardi Djoko Damono dengan judul yang sama yaitu Hujan Bulan Juni
Baca Juga: Begini Sejarah Hari Puisi Sedunia yang Jatuh Tiap Tanggal 21 Maret
Mengangkat tema cinta, film ini mengisahkan tentang hubungan asmara antara Sarwono (Adipati Dolken) dan Pingkan (Velove Vexia).
Sarwono adalah laki-laki sederhana yang hanya mampu mengungkapkan hati lewat puisinya.
Lewat puisi Hujan Bulan Juni, Sarwono menggambarkan rasa cinta dan pengorbanannya untuk sosok Pingkan.
5. Yuni
Film pemenang berbagai festival karya sutradara Kamila Andini ini ternyata juga terinspirasi dari puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono.
Yuni menceritakan kisah Yuni (Arawinda Kirana), perempuan remaja yang cerdas dan punya mimpi untuk kuliah.
Ketika dua pria yang hampir tidak dikenalnya datang melamar, ia menolak lamaran mereka.
Penolakan itu memicu gosip tentang mitos bahwa seorang perempuan yang menolak tiga lamaran tidak akan pernah menikah.
Yuni yang dituntut untuk dewasa lebih cepat dibandingkan usia seharusnya terinspurasi dari Hujan Bulan Juni yang menceritakan hujan yang turun bukan di musimnya.
Baca Juga: Review Film Yuni, Perempuan dan Mimpi di Tengah Belenggu Sistem Patriarki
(*)