Siapa yang paling berisiko?
Tuberkulosis sebagian besar menyerang orang dewasa di tahun-tahun paling produktif mereka.
Namun, semua kelompok umur berisiko. Lebih dari 95% kasus dan kematian terjadi di negara berkembang.
Orang yang terinfeksi HIV 18 kali lebih mungkin mengembangkan TB aktif (lihat bagian TB dan HIV di bawah). Risiko TB aktif juga lebih besar pada orang yang menderita kondisi lain yang merusak sistem kekebalan.
Orang dengan gizi kurang berisiko 3 kali lebih besar. Secara global pada tahun 2020 terdapat 1,9 juta kasus TB baru yang disebabkan oleh gizi kurang.
Gangguan penggunaan alkohol dan merokok tembakau meningkatkan risiko penyakit TB dengan faktor masing-masing 3,3 dan 1,6.
Pada tahun 2020, 0,74 juta kasus TB baru di seluruh dunia disebabkan oleh gangguan penggunaan alkohol dan 0,73 juta disebabkan oleh merokok.
Beberapa orang mengembangkan penyakit TB segera setelah terinfeksi (dalam beberapa minggu) sebelum sistem kekebalan mereka dapat melawan bakteri TB.
Baca Juga: Kemenkes Ungkap TBC di Indonesia Sangat Tinggi, Berikut Upaya Menanggulanginya
Orang lain mungkin sakit bertahun-tahun kemudian, ketika sistem kekebalan mereka menjadi lemah karena alasan lain.
Umumnya, orang yang berisiko tinggi terkena penyakit TB terbagi dalam dua kategori:
- Orang yang baru saja terinfeksi bakteri TB
- Orang dengan kondisi medis yang melemahkan sistem kekebalan tubuh
Orang yang Baru Terinfeksi Bakteri TB
Ini termasuk:
- Kontak dekat seseorang dengan penyakit TB menular
- Orang yang berimigrasi dari daerah di dunia dengan tingkat TB yang tinggi
- Anak-anak kurang dari 5 tahun yang memiliki tes TB positif
- Kelompok dengan tingkat penularan TB yang tinggi, seperti tunawisma, pengguna narkoba suntikan, dan orang dengan infeksi HIV
- Orang yang bekerja atau tinggal dengan orang yang berisiko tinggi TB di fasilitas atau lembaga seperti rumah sakit, tempat penampungan tunawisma, lembaga pemasyarakatan, panti jompo, dan rumah tempat tinggal bagi mereka dengan HIV
Orang dengan Kondisi Medis yang Melemahkan Sistem Kekebalan Tubuh
Bayi dan anak kecil sering kali memiliki sistem kekebalan yang lemah.
Orang lain juga dapat memiliki sistem kekebalan yang lemah, terutama orang-orang dengan kondisi berikut:
- Infeksi HIV (virus penyebab AIDS)
- Penyalahgunaan zat
- Silikosis
- diabetes melitus
- Penyakit ginjal parah
- Berat badan rendah
- Transplantasi organ
- Kanker kepala dan leher
- Perawatan medis seperti kortikosteroid atau transplantasi organ
- Perawatan khusus untuk rheumatoid arthritis atau penyakit Crohn
(*)