Dua tahun setelah perusahaan film miliknya berdiri, perempuan kelahiran 4 Maret 1970 itu pun akhirnya debut sebagai sutradara di tahun 2002 melalui film bertajuk Ca Bau Kan, yang merupakan film adaptasi dari novel berjudul sama, karya novelis Remy Sylado.
Berlatar pada tahun 1930-an, Ca Bau Kan merupakan film yang menceritakan kisah tokoh pejuang berkebangsaan Tionghoa.
Kendati film tersebut merupakan karya pertama Nia Dinata, Ca Bau Kan nyatanya berhasil menyabet sejumlah penghargaan dari berbagai festival film internasional.
Pada tahun 2003, ia menggarap film berjudul Arisan! yang menceritakan gaya hidup kaum perkotaan, yang mana film tersebut juga sukses mendapatkan sejumlah penghargaan.
Selain kedua film tersebut, film-film lain dari sutradara perempuan ini juga berhasil meraih kesuksesan hingga mendapatkan penghargaan, misalnya saja Berbagi Suami.
Berbagi Suami merupakan karya lain dari Nia Dinata yang disambut baik oleh masyarakat karena berani mengangkat isu poligami yang pada saat itu, yakni pada tahun 2006, masih dianggap sensitif serta terkesan tabu.
Lewat film itu, ia ingin membuka wawasan masyarakat Indonesia bahwa poligami bukanlah suatu hal tabu, tetapi justru merupakan realitas yang sudah ada.
Di tahun 2009, ibu dua anak itu kemudian merilis film animasi bertajuk Meraih Mimpi untuk membahas isu kesetaraan gender.
Hingga tahun 2021 lalu, perempuan yang juga pernah menempuh pendidikan di College, Elizabethtown, Pennsylvania, Amerika Serikat itu, sudah terlibat dalam pembuatan 17 film Indonesia.
Baca Juga: Rara Isti Wulandari, Pawang Hujan MotoGP Mandalika yang Direkomendasikan Erick Thohir