Kiprah Nia Dinata, Sutradara Perempuan Indonesia yang Berhasil Raih Banyak Prestasi

Ardela Nabila - Kamis, 24 Maret 2022
Nia Dinata, sutradara perempuan Indonesia.
Nia Dinata, sutradara perempuan Indonesia. Dok. Instagram @ibunia

Parapuan.co - Kawan Puan, di akhir bulan Maret ini, tepatnya 30 Maret, merupakan peringatan Hari Film Nasional.

Dalam rangka menyambut momen spesial tersebut, PARAPUAN akan mengangkat profil perempuan inspiratif yang berkecimpung di dunia film Tanah Air, salah satunya ialah Nia Dinata.

Perempuan yang memiliki nama lengkap Nia Iskandar Dinata itu merupakan seorang sutradara perempuan Indonesia yang telah tertarik pada dunia film sejak kecil.

Nia Dinata diketahui menghabiskan masa kanak-kanaknya dengan menonton film. Ketertarikannya pada film kemudian membawanya untuk mempelajari lebih lanjut industri ini melalui pendidikan formal.

Cucu dari pahlawan nasional Otto Iskandardinata dan anak dari Dicky Iskandardinata itu merupakan alumnus Sekolah Film Program NYU Tisch School of Art, di mana ia menimba ilmu perfilman sampai tahun 1993.

Bagaimana perjalanan karier Nia Dinata di dunia perfilman Tanah Air? Simak kisahnya berikut ini, yuk!

Kiprah Nia Dinata di industri film nasional

Melansir Tribunnews Wiki, meskipun sudah lulus dari sekolah film pada tahun 1993, perjalanan karier Nia Dinata dimulai pada tahun 2000.

Saat itu, ia mendirikan perusahaan film independennya sendiri yang diberi nama Kalyana Shira Film.

Baca Juga: Bangun Green Welfare di Usia 15 Tahun, Ini Perjuangan Nala Amirah

Dua tahun setelah perusahaan film miliknya berdiri, perempuan kelahiran 4 Maret 1970 itu pun akhirnya debut sebagai sutradara di tahun 2002 melalui film bertajuk Ca Bau Kan, yang merupakan film adaptasi dari novel berjudul sama, karya novelis Remy Sylado.

Berlatar pada tahun 1930-an, Ca Bau Kan merupakan film yang menceritakan kisah tokoh pejuang berkebangsaan Tionghoa.

Kendati film tersebut merupakan karya pertama Nia Dinata, Ca Bau Kan nyatanya berhasil menyabet sejumlah penghargaan dari berbagai festival film internasional.

Pada tahun 2003, ia menggarap film berjudul Arisan! yang menceritakan gaya hidup kaum perkotaan, yang mana film tersebut juga sukses mendapatkan sejumlah penghargaan.

Selain kedua film tersebut, film-film lain dari sutradara perempuan ini juga berhasil meraih kesuksesan hingga mendapatkan penghargaan, misalnya saja Berbagi Suami.

Berbagi Suami merupakan karya lain dari Nia Dinata yang disambut baik oleh masyarakat karena berani mengangkat isu poligami yang pada saat itu, yakni pada tahun 2006, masih dianggap sensitif serta terkesan tabu.

Lewat film itu, ia ingin membuka wawasan masyarakat Indonesia bahwa poligami bukanlah suatu hal tabu, tetapi justru merupakan realitas yang sudah ada.

Di tahun 2009, ibu dua anak itu kemudian merilis film animasi bertajuk Meraih Mimpi untuk membahas isu kesetaraan gender.

Hingga tahun 2021 lalu, perempuan yang juga pernah menempuh pendidikan di College, Elizabethtown, Pennsylvania, Amerika Serikat itu, sudah terlibat dalam pembuatan 17 film Indonesia.

Baca Juga: Rara Isti Wulandari, Pawang Hujan MotoGP Mandalika yang Direkomendasikan Erick Thohir

Film terakhirnya yang dirilis pada tahun 2021, yakni A World Without, tayang di Netflix dan berhasil mendapatkan sambutan hangat dari masyarakat.

Raih berbagai penghargaan

Dalam perjalanan kariernya, Nia Dinata telah berhasil membawa pulang berbagai penghargaan.

Bahkan, di awal masa kariernya, ia pernah mendapatkan penghargaan Best Promising New Director dari Asia Pacific Film Festival pada tahun 2004.

Di tahun yang sama Nia juga memenangkan sejumlah penghargaan lainnya, di antaranya sebagai Sutradara Terbaik di Piala MIMA, Penulis Skenario Terbaik dan Sutradara Terbaik di Piala Citra, serta Skenario Terpuji di Festival Film Bandung.

Pada tahun 2005, ia kembali mendapatkan penghargaan dari Piala Citra sebagai Film Terbaik.

Tahun berikutnya, yakni tahun 2006, Nia Dinata juga menorehkan sejumlah prestasi membanggakan.

Mulai dari Skenario Terpuji dan Sutradara Terpuji di Festival Film Bandung, Skenario Asli Terbaik di Festival Film Jakarta, serta Sutradara Terbaik di Piala Citra.

Baca Juga: Ria Enes, Pendongeng Era 90an yang Selalu Membawa Boneka Susan

Kemudian pada tahun 2008, ia pernah memenangkan Film Indonesia Terbaik di Jakarta International Film Festival.

Itulah kiprah Nia Dinata, seorang sutradara perempuan inspiratif di industri film Tanah Air yang berhasil menorehkan banyak prestasi. (*)

Sumber: Tribunnews Wiki
Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh


REKOMENDASI HARI INI

Borong Perlengkapan Ibu dan Bayi di Waktunya IMBEX Berd15kon!