Menkes Ungkap 3 Faktor Mengapa Masyarakat Mengalami Masalah Kesehatan Gigi dan Mulut

Anna Maria Anggita - Jumat, 25 Maret 2022
Masalah kesehatan gigi dan mulut
Masalah kesehatan gigi dan mulut AH86

Parapuan.co - Masih dalam rangka Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Sedunia pada 20 Maret 2022 ini menjadi momen untuk menyadarkan masyarakat luas tentang pentingnya merawat kesehatan gigi dan mulut.

Pasalnya dalam acara kampanye "Jangan Tunggu Sampai Sakit Gigi, #Konsultasi Gigi Sekarang" pada Selasa (22/3/2022), terungkap dari Riset Kesehatan Dasar 2018 bahwa 94,9 persen masyarakat perkotaan tidak pernah ke dokter gigi dalam setahun terakhir.

Adapun hal yang menjadi hambatan bagi masyarakat yang ingin memeriksakan gigi, yakni persebaran dokter gigi yang belum merata dan faktor biaya bagi masyarakat untuk rutin berkonsultasi ke dokter gigi.

Akibatnya, dari 57 persen masyarakat yang mengalami permasalahan gigi dan mulut, karena hanya 10,2 persen yang berkunjung ke dokter gigi, itu pun umumnya karena sudah merasa sangat kesakitan.

Mengetahui adanya fakta tersebut, Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan Kesehatan Republik Indonesia turut menuturkan pendapatnya, di mana menurutnya masalah kesehatan gigi dan mulut di Indonesia terbilang masih sangat tinggi.

Terdapat beberapa faktor mengapa masyarakat Indonesia masih banyak yang mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut, yakni:

- Kurangnya kesadaran

- Rasa enggan

- Kesulitan akses ke tenaga profesional.

Baca Juga: 4 Tips Menyusui Bayi Baru Lahir agar ASI Lancar Menurut Konselor Laktasi

Budi Gunadi menegaskan bahwa dengan adanya pandemi Covid-19, pusat pelayanan kesehatan harus mengubah cara pelayanan kesehatan gigi dan mulut.

"Edukasi dan sinergi dari berbagai pihak, termasuk kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut akan membuka harapan untuk mencapai target Indonesia Bebas Karies 2030," jelasnya.

Persebaran dokter gigi

Dalam kesempatan yang sama, drg. Usman Sumantri, MSc, Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) pun buka suara mengenai persebaran dokter gigi yang belum merata.

drg. Usma menegaskan bila memang saat ini jumlah dokter gigi di Indonesia masih belum ideal.

"Jika dibandingkan dengan rekomendasi WHO yaitu satu dokter gigi untuk 7.500 orang, di Indonesia faktanya satu dokter gigi bertugas melayani 9.565 orang," paparnya.

Di sisi lain, ia mengungkap keberadaan dokter gigi, terlebih dokter gigi spesialis, memang masih terpusat di perkotaan.

"Dari data-data ini terlihat bahwa ketidaksetaraan akses terhadap dokter gigi masih menjadi masalah," ujarnya.

Baca Juga: Jangan Panik, Begini Diagnosis hingga Pengobatan TB pada Anak

Mengetahui adanya hal tersebut, maka drg. Usman mengungkap bahwa ada beberapa langkah strategis yang bisa diambil di antaranya:

- Meningkatkan produksi lulusan dokter gigi dengan cara menambah program studi Kedokteran Gigi dan spesialis

- Peran Pemerintah Daerah untuk menyediakan sarana dan prasarana penunjang kerja yang baik

Apabila langkah strategis tersebut dijalankan dengan baik, tentunya diharapkan masyarakat akan lebih rutin memeriksakan gigi, sehingga tidak timbul masalah kesehatan gigi dan mulut. (*)



REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja