Dengan melakukan tindakan manifestasi, Dom yakin dan percaya bahwa mimpinya akan terwujud.
Namun, apa yang menjadi mimpinya itu tak sesuai dengan realita yang dihadapi Dom.
Ia harus menjalani kariernya sebagai kurir narkoba agar bisa bertahan hidup. Selain menunjukkan rintangan dalam meraih mimpi, ada kalanya seseorang harus menjalani sesuatu sebagai batu loncatan.
Dalam hal ini, Dom menggunakan keaktorannya untuk menyelundupkan narkoba dengan menyamar dan berakting untuk menyesuaikan diri, seperti tidur di kereta, staf hotel, pengantar pizza, menjadi waria, hingga menyelipkan narkoba di bangku kereta dan di bawah tumpukan telur.
Perkembangan karakter dari karakter Dom di film ini pun dipengaruhi oleh Radit yang mengatakan bahwa meraih mimpi ibarat menghisap asap sabu.
Dalam hal ini, meraih mimpi harus dilakukan dengan cara yang tepat.
Selain itu, tokoh Radit juga menyampaikan bahwa hidup adalah mengenai perjalanan menuju suatu titik, yang memerlukan sikap bertahan dengan apa yang ada di depan mata.
Tak cuma kisah Dom, berbagai kisah orang di sekelilingnya pun menarik perhatian.
Salah satunya adalah kisah Pinkan dan Radit yang sudah lama menikah.
Baca Juga: Kuat dan Berdaya, Ini 3 Karakter Perempuan di Film Jakarta vs Everybody
Pinkan dikisahkan sebagai perempuan yang memiliki power. Ia yang sudah lama terjun menjadi bandar narkoba sejak belia dan mendirikan barber shop sebagai kedok suaminya.
Di sisi lain, Pinkan justru ingin bebas dari hubungannya dengan Radit yang posesif dan toxic.
Sementara itu, ada juga tokoh Khansa, seorang pelanggan Dom yang berprofesi sebagai perias mayat.
Kehadirannya membuat Dom memiliki ruang aman dan percaya akan keterwujudan mimpinya sebagai aktor.
Berbagai canda diselipkan diantara dialog Khansa yang kadang merefleksikan kehidupan dengan gelap.
Omong-omong dialog, berbagai umpatan, makian, dan kata-kata kasar pun membuat film ini menjadi lebih realistis menggambarkan kerasnya ibukota.
Meskipun begitu, kecakapan Dom akan lebih menarik untuk dieksplorasi lebih intens.
Secara keseluruhan, akhir film terbuka dan juga dialog yang tidak biasa menjadikan film Jakarta vs Everybody menawarkan sesuatu yang berbeda dari kebanyakan film tentang kerasnya kehidupan ibukota.
(*)