Parapuan.co - Epilepsi merupakan suatu kondisi gangguan neurologis yang menyebabkan kejang berulang tanpa alasan.
Di mana perlu diketahui bahwa kejang itu terjadi karena adanya aliran aktivitas listrik abnormal pada otak.
Mengutip dari Healthline, epilepsi bisa dialami oleh siapa pun, tapi dalam Seizure, terungkap bahwa kondisi ini umumnya terjadi pada anak-anak dan orang dewasa yang lebih tua.
Studi Gender and Socioeconomic Disparities in Global Burden of Epilepsy: An Analysis of Time Trends From 1990 to 2017, mengungkap laki-laki lebih sering mengembangkan epilepsi daripada perempuan.
Penyebabnya epilepsi tidak dapat ditentukan, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada berbagai faktor yang berkontribusi pada perkembangan kejang, di antaranya seperti:
- Cedera otak traumatis atau trauma kepala lainnya
- Jaringan parut otak setelah cedera otak (epilepsi pasca-trauma)
- Penyakit serius atau demam yang sangat tinggi
- Stroke, tumor, dan demensia
Baca Juga: Tips Mencegah Serangan Asam Urat, Salah Satunya Minum Banyak Air
- Penggunaan beberapa obat, cedera prenatal, malformasi otak, atau kekurangan oksigen saat lahir
- Kondisi menular seperti HIV dan AIDS dan meningitis
- Kelainan genetik atau perkembangan atau penyakit saraf
Gejala utama dari epilepsi yaitu kejang yang tak biasa karena dibedakan berdasarkan jenis kejangnya yakni:
1. Kejang fokal (sebagian)
Kejang fokal sadar atau sebelumnya disebut kejang parsial sederhana ini tidak melibatkan hilangnya kesadaran.
Gejalanya meliputi:
- Perubahan pada indera perasa, penciuman, penglihatan, pendengaran, atau sentuhan
Baca Juga: Dengarkan Tubuhmu, Ini 5 Penyebab Kulit Kepala Gatal dan Cara Mengatasinya
- Pusing
- Kesemutan dan kedutan pada anggota badan
Seain itu ada pula kejang fokal tidak sadar yang sebelumnya disebut kejang parsial kompleks, hal ini melibatkan hilangnya kesadaran atau kesadaran, berikut gejalanya:
- Tatapan kosong
- Tidak responsif
- Melakukan gerakan berulang
2. Kejang total
Tak hanya kejang fokal atau sebagian saja, tapi epilepsi juga menimbulkan gejala kejang total yang melibatkan seluruh bagian otak.
Kejang total dibagi ke dalam beberapa subtipe yang meliputi:
Baca Juga: CDC Ungkap 2 Tes untuk Mendiagnosis TBC, Baik dari Kulit Maupun Darah
- Kejang absen, kondisi ini cenderung menyebabkan hilangnya kesadaran sebentar, tatapan kosong, dan dapat menyebabkan gerakan berulang seperti menampar bibir atau berkedip.
- Kejang tonik menyebabkan kekakuan tiba-tiba pada otot-otot di kaki, lengan, atau batang tubuh
- Kejang atonik menyebabkan hilangnya kontrol otot, di mana kondisi ini juga "kejang jatuh" karena hilangnya kekuatan otot secara tiba-tiba dapat membuatmu jatuh.
- Kejang klonik ditandai dengan gerakan otot yang tersentak-sentak berulang pada wajah, leher, dan lengan.
- Kejang mioklonik menyebabkan kedutan spontan pada lengan dan kaki
- Kejang tonik-klonik yang gejalanya meliputi:
- Tubuh kaku
- Gemetar
- Kehilangan kontrol kandung kemih atau usus
- Menggigit lidah
- Penurunan kesadaran
Setelah kejang, orang yang mengalami epilepsimu mungkin tidak ingat pernah mengalaminya kondisi ini.
Namun setelah kejang kemungkinan ada perasaan sedikit sakit selama beberapa jam.
Nah, jika gejala epilepsi ini timbul alangkah baiknya segera ke dokter agar mendapat penanganan yang tepat. (*)