Menurut Vier, penurunan harga ini, bukan serta merta seorang investor merugi, lho.
"Hal menjadi berbeda, ketika harga turun, lalu instrumen investasinya yang dimilikinya dilepas, saat itulah sang investor bisa merugi," ungkapnya.
3. Potensi investasi dan risiko
Banyak investor saham dan aset kripto yang tak mengenali alasannya masuk instrumen investasi tersebut dan itu dapat menghambat dalam menemukan cara kelola risiko.
Umumnya alasan investasi atau investment driver adalah capital gain atau dividen, nah tinggal bagaimana kamu sebagai investor akan mengelola risiko.
"Kalau di aset kripto, (alasannya) pasti capital gain. Untuk mengelola risiko, batasi imajinasimu yang tidak pernah terbatas," jelas Vier.
"Uang seperti air laut, semakin diminum seseorang semakin haus. Kita yang mengontrol portofolio investasi, bukan sebaliknya,” tambahnya.
Vier sendiri melihat potensi investasi di aset kripto yang besar di Indonesia.
Baca Juga: Token Asix Anang Hermansyah Dilarang, Ini 229 Aset Kripto yang Terdaftar Bappebti
Menurut data Bappebti, investor aset kripto yang terdaftar sebanyak 12,4 juta dengan nilai transaksi mencapai Rp 83,8 triliun.
"Dalam lima tahun ke depan, jumlah investor kripto bisa tumbuh 100 persen dari saat ini," pungkas Vier. (*)