Parapuan.co - Kawan Puan, kini banyak anak muda yang mulai tertarik untuk berinvestasi, termasuk dengan investasi saham dan aset kripto.
Sebagai investor, apalagi jika masih pemula, Kawan Puan harus membekali diri dengan banyak pengetahuan soal berbagai instrumen investasi.
Kesadaran bahwa investasi memiliki pasang surutnya sendiri dan tak ada jaminan keuntungan instan juga menjadi penting sebagai bekal seorang investor.
Hal itu pun berlaku untuk investor saham dan aset kripto yang pasti memiliki tantangan tersendiri.
"Saat kita berinvestasi di saham, pasti harganya akan mengalami turun dan naik. Sebagai investor, hal itu lumrah," ungkap praktisi pasar modal Vier Abdul Jamal, dikutip dari Kompas.com.
Menurut Vier, potensi mendapatkan keuntungan kenaikan harga (capital gain) atau dividen yang bersumber dari laba besih perseroan pasti dimiliki oleh pemilik saham.
Namun, sebagai investor, penting untuk disadari bahwa kamu juga otomatis sedang membeli peluang dan risiko saat melakukan investasi.
"Peluang mendapat keuntungan, sekaligus memikul risiko kerugian. Karena itu, harus mampu mengelola risiko yang ada," jelas Vier lebih lanjut.
Bagi para investor pemula, inilah alasan mengapa investasi saham dan aset kripto tak selamanya menguntungkan yang penting untuk kamu ketahui.
Baca Juga: Cocok untuk Investor Pemula, Ini Kelebihan dan Kekurangan Saham Blue Chip
1. Tak ada keuntungan instan
Vier menjelaskan bahwa penting bagi investor untuk memiliki horizon investment period karena investasi saham dan aset kripto tidak memberikan keuntungan instan.
Sebagai gambaran, periode tersebut bisa kamu ambil untuk jangka menengah, tiga hingga lima tahun. Selain itu, untuk jangka panjang bisa mencapai 20 tahun.
"Tidak ada (keuntungan) yang instan, bukan beli sekarang, lalu untung. Kalau begitu, namanya trader," kata Vier.
"Mau untung besar dalam sekejap, risikonya juga besar. Mari rombak mindset kita. Kita harus punya horizon investment period," lanjutnya.
2. Aset turun
Kawan Puan, harga investasi saham dan aset kripto kemungkinan besar mengalami penurunan.
Ingat, harga instrumen investasi fluktuatif dan ada masanya naik, ada kala turun.
Maka itu, penting bagi investor untuk memiliki kemampuan mengelola risiko, termasuk saat berinvestasi saham dan aset kripto.
Baca Juga: 5 Tips Memilih Aplikasi Investasi yang Tepat dan Sesuai Kebutuhan
Menurut Vier, penurunan harga ini, bukan serta merta seorang investor merugi, lho.
"Hal menjadi berbeda, ketika harga turun, lalu instrumen investasinya yang dimilikinya dilepas, saat itulah sang investor bisa merugi," ungkapnya.
3. Potensi investasi dan risiko
Banyak investor saham dan aset kripto yang tak mengenali alasannya masuk instrumen investasi tersebut dan itu dapat menghambat dalam menemukan cara kelola risiko.
Umumnya alasan investasi atau investment driver adalah capital gain atau dividen, nah tinggal bagaimana kamu sebagai investor akan mengelola risiko.
"Kalau di aset kripto, (alasannya) pasti capital gain. Untuk mengelola risiko, batasi imajinasimu yang tidak pernah terbatas," jelas Vier.
"Uang seperti air laut, semakin diminum seseorang semakin haus. Kita yang mengontrol portofolio investasi, bukan sebaliknya,” tambahnya.
Vier sendiri melihat potensi investasi di aset kripto yang besar di Indonesia.
Baca Juga: Token Asix Anang Hermansyah Dilarang, Ini 229 Aset Kripto yang Terdaftar Bappebti
Menurut data Bappebti, investor aset kripto yang terdaftar sebanyak 12,4 juta dengan nilai transaksi mencapai Rp 83,8 triliun.
"Dalam lima tahun ke depan, jumlah investor kripto bisa tumbuh 100 persen dari saat ini," pungkas Vier. (*)