Pemahaman sinematografi sangat diperlukan agar bisa menghasilkan visualisasi film yang sesuai dengan naskah skenario.
Tak hanya itu, saat proses produksi berlangsung, sutradara juga harus bisa mengarahkan akting para aktor dan aktris, serta posisi kru film mulai dalam pengambilan gambar, pencahayaan dan suara.
Setelah proses produksi selesai, sutradara bersama editor akan melakukan proses editing gambar dan suara.
Biasanya seorang sutradara mengawali karier dengan menjadi seorang editor, aktor atau penulis skenario terlebih dahulu.
Pasalnya, pengalaman tersebut bisa memberikan pengetahuan langsung soal apa yang diperlukan untuk membuat film yang baik dan bagaimana menjadi seorang sutradara.
Tak heran, jika banyak artis yang beralih profesi menjadi seorang sutradara.
Ada juga yang mengawali karier mulai dari sebagai asisten sutradara atau sebagai pembantu sutradara.
Diketahui banyak sutradara yang memulai karier mereka dengan mengikuti festival film untuk produksi rendah anggaran.
Hal tersebut bisa memberikan publisitas dan langkah lompatan karir bagi seorang sutradara.
Baca juga: Kiprah Nia Dinata, Sutradara Perempuan Indonesia yang Berhasil Raih Banyak Prestasi
Jam kerja seorang sutradara ditentukan berdasarkan kebutuhan film yang sedang dikerjakan.
Jika film nya membutuhkan waktu untuk aktivitas pada malam hari, maka sutradara juga harus bekerja hingga larut malam antara 10-12 jam sehari.
Nah, kalau Kawan Puan ingin menjadi sutradara, bisa memulai karier lewat proyek independen, misalnya sebagai sutradara film indie atau film sekolah. (*)