Jika curiga terhadap salah satu produk yang digunakan, maka segera hentikan penggunaannya dan perhatikan selama beberapa waktu apakah pembengkakan mereda.
Selain itu, bisa juga menggunakan antihistamin atau krim glukooritikoid yang dijual bebas untuk mengurangi pembengkakan.
4. Trikomoniasis
Infeksi menular seksual, seperti trikomoniasis juga dapat menyebabkan vagina bengkak.
Lebih dari tiga juta perempuan di seluruh dunia mengalami kondisi ini, meskipun kebanyakan kasus trikomoniasis tidak disertai dengan gejala apa pun.
Faktanya, beberapa perempuan juga mungkin mengalami pembengkakan pada vaginanya.
Selain vagina bengkak, trikomoniasis juga ditandai dengan nyeri saat buang air kecil, rasa terbakar di vagina atau kemerahan, aroma yang kuat dari keputihan yang berwarna bening, abu-abu, kuning, atau kehijauan.
Jika mengalami gejala trikomoniasis, konsultasikan pada dokter yang biasanya mengatasi infeksi dengan antibiotik.
5. Kehamilan
Kondisi kehamilan juga bisa menjadi faktor penyebab vagina bengkak, karena rahim yang tumbuh, memberikan tekanan pada vena di panggul dan pembuluh limfatik.
Untuk penanganannya, sering-seringlah istirahat dan ganjal tubuh bagian bawah dengan menggunakan bantalan.
Selain itu, ibu hamil juga bisa memakai stoking atau kaus kaki kompresi di siang hari, sebagai cara untuk mengurangi pembengkakan di kaki maupun vagina.
Nah, itulah penyebab timbulnya masalah kesehatan reproduksi perempuan berupa vagina bengkak, semoga bermanfaat. (*)
Baca Juga: Kesehatan Reproduksi Perempuan: Kenali 7 Perubahan Vagina saat Remaja