Parapuan.co - Kasus kejahatan klitih di Yogyakarta kembali menjadi sorotan setelah seorang anak remaja usia 18 tahun menjadi korban pada Minggu (3/4/2022).
Melihat keresahan masyarakat, Sri Sultan Hamengkubuwono X selaku Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta angkat bicara.
Sri Sultan menuntut pihak kepolisian untuk mengungkap pelaki pembunuhan dengan senjata tajam bersebut.
Tak hanya itu, Sri Sultan juga ingin pelaku diproses secara hukum dan mendapat hukuman yang maksimal.
Kejahatan jalanan ini dinilai Siri Sultan Hamengkubuwono X sebagai bentuk pidana yang harus diselesaikan secara hukum.
"Saya kira karena ini pelanggaran pidana. Dicari saja (pelakunya) kemudian diproses (hukum)," kata Sri Sultan, dikutip dari Tribun Jogja.
"Kalau menurut saya itu sudah berlebih. Diproses saja secara hukum" lanjutnya.
Kawan Puan, pelaku kejahatan klitih yang selama ini berhasil diungkap oleh kepolisian Yogyakarta pun datang dari beragam latar belakang.
Tak menutup kemungkinan pelaku dari kasus klitih yang menewaskan seorang remaja tersebut masih berusia muda.
Baca Juga: 5 Fakta Kasus Klitih di Yogya yang Tewaskan Anak Anggota DPRD, Terjadi saat Sahur
Sri Sultan HB X tetap meminta agar proses hukum tetap dilanjutkan sekalipun pelakunya adalah anak-anak.
Bagi Sri Sultan, pembunuhan merupakan tindakan di luar batas dan harus diproses dan diberi hukuman yang memberikan efek jera.
"Iya (diproses hukum meski pelaku anak-anak). Anak ini (melakukan tindak) pidana ya (karena korban) sampai meninggal," tegas Sri Sultan.
"Usianya (pelaku) saya nggak tahu, makannya itu satu-satunya cara hanya diproses hukum karena hanya dengan cara seperti itu kita bisa mengatasi persoalan (klitih)," lanjutnya.
Sri Sultan Hamengkubuwono X beserta pihak terkait pun mengupayakan peningkatan keamanan bari warga Yogykarta.
Namun, Sri Sultan mengakui bahwa dalam mewujudkan keamanan tersebut, pihaknya membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak.
Menurut pandangan Sri Sultan, Pemerintah DIY tidak bisa bergerak sendiri untuk memberantas klitih.
Pihaknya juga memerlukan peran pengawasan dari warga sekitar yang lebih familiar dengan daerahnya.
"Memang kita tidak bisa kalau masyarakatnya sendiri tidak bisa mengendalikan, kita kan bisanya hanya punya harapan," tutup Sri Sultan.
Baca Juga: Fenomena Klitih Buat Tagar #YogyaTidakAman Trending, Apa Itu Sebenarnya?
(*)