Parapuan.co - Bulan Ramadan adalah momentum yang tepat untuk mengajarkan anak menjalankan ibadah puasa sejak dini.
Memang anak-anak belum berkewajiban untuk berpuasa, tapi tidak ada salahnya untuk menjelaskan makna puasa pada mereka.
Melansir Kompas.com, dokter spesialis anak, dr Mesty Ariotedjo SpA dan psikolog anak, Fathya Artha Utami M.Psi, menjawab pertanyaan seputar puasa untuk anak. Yuk, simak!
1. Sejak kapan anak boleh dijarkan untuk berpuasa?
Menurut dr Mesty, sebenarnya tidak ada patokan khusus kapan anak-anak harus mulai diajarkan untuk berpuasa.
"Anak dalam keadaan sehat fisik dan mental, masuk usia 4 tahun, biasanya anak mulai dapat diajarkan untuk mengenal puasa," kata dr Mesty.
Selain memerhatikan kondisi fisik anak, pastikan pertumbuhan anak sesuai kurva gizi dari waktu ke waktu.
2. Berapa durasi puasa anak?
Sesuai ajaran Islam, berpuasa dilakukan sejak sebelum terbit matahari hingga menjelang terbenam matahari.
Baca Juga: Sambut Ramadan, Ini 3 Cara Mengajarkan Anak Puasa Pertama Kali
Khususnya di Indonesia, durasi berpuasa adalah sekitar 11-13 jam per hari dengan tidak mengonsumsi makanan dan minuman.
Namun, dr Mesty menegaskan, dalam upaya mengenalkan ibadah puasa kepada anak, maka sebaiknya tidak memaksa anak menahan lapar dan haus seharian.
"Jika ia (anak-anak) tetap ingin berpuasa, tidak disarankan untuk mengikuti puasa penuh (11-13 jam), karena mereka masih dalam masa pertumbuhan," jelasnya.
3. Apa manfaat puasa untuk anak?
Keluarga adalah salah satu dari trisentra pendidikan, sebagai tempat pendidikan yang pertama dan utama.
Menurut dr Mesty, orang tua dapat memanfaatkan momen ramadan untuk mengajarkan kebaikan pada anak.
Selain belajar berpuasa, anak juga belajar kebaikan menurut agamanya, termasuk menyebarkan aksi kebaikan di lingkungan sekitar.
Berpuasa tanpa dipaksa juga dapat meningkatkan kesehatan tubuh, kemampuan berpikir, dan keseimbangan emosi.
Baca Juga: 6 Aktivitas Seru Bersama Si Kecil agar Tidak Bosan Selama Ramadan
4. Bagaimana persiapan puasa untuk anak?
Menurut dr Mesty, orang tua harus mempersiapkan kebutuhan anak agar tetap aktif dan tidak sakit saat belajar berpuasa.
Orang tua perlu memastikan anak mendapatkan nutrisi cukup untuk menjaga saluran pencernaan yang sehat.
Pastikan dalam satu piring makanan mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.
Lengkapi asupan nutrisi anak, pilihannya termasuk nasi, kentang, labu, sayuran, buah-buahan, ikan, hati ayam, daging ayam, dan lain-lain.
Selain makanan gizi seimbang, minum air cukup sangat penting agar anak terhindar dari dehidrasi.
"Pastikan si kecil minum sesuai dengan kebutuhan per usia dan berat badannya untuk mencukupi kebutuhan hidrasinya dan menjaga daya konsentrasi," jelas dr Mesty.
5. Bagaimana cara agar anak tidak stres selama berpuasa?
Menurut psikolog anak, Fathya Artha Utami M.Psi, orang tua dapat mengajak anak beraktivitas dan berinteraksi agar tidak stres.
Fathya menyarankan agar anak diberikan kegiatan yang beragam dan seimbang antara kegiatan yang menggunakan gadget, dengan kegiatan offline seperti membaca.
"Membaca mengasah kemampuan bahasa anak untuk dapat memahami makna di balik sebuah kata melalui konteks cerita yang dibaca," ujar Fathya.
Selain memperkaya kosa kata, membaca dapat mengasah imajinasi, empati, menjadi sarana hiburan, dan memperluas wawasan anak.
"Aktivitas membaca yang dilakukan bersama orang tua juga bisa menjadi momen indah untuk mempererat hubungan kasih sayang antara orang tua dan anak," imbunya.
Jadi, itulah jawaban seputar puasa pada anak yang perlu orang tua tahu ya, Kawan Puan.
Baca Juga: Ramadan Telah Tiba, Ini Berbagai Manfaat Puasa bagi Kesehatan Tubuh