Asal Usul Reog Ponorogo, Diusulkan Indonesia ke UNESCO Pasca Klaim Malaysia

Alessandra Langit - Kamis, 7 April 2022
Reog Ponorogo sedang diusulkan Indonesia ke UNESCO, simak sejarah dan asal usulnya
Reog Ponorogo sedang diusulkan Indonesia ke UNESCO, simak sejarah dan asal usulnya Kompas.com/NURSITA SARI

Parapuan.co - Kawan Puan, pemerintah Malaysia dikabarkan akan mengusulkan kesenian Reog sebagai budaya asli negaranya ke United Nations Educational, Scientific, and Culture Organization (UNESCO).

Kabar tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy.

Muhadjir Effendy sebagai perwakilan pemerintah pusat pun memerintahkan Kabupaten Ponorogo untuk mempersiapkan dokumen untuk mengusulkan Reog ke UNESCO sesegera mungkin.

Menteri PMK ingin Indonesia bisa bergerak lebih cepat untuk mengklaim kesenian dan budayanya sendiri.

"Untuk Reog, Negara Malaysia rencananya mau ajukan juga, maka dari itu kita harus lebih dulu," tegas Menteri Muhadjir Effendy, dikutip dari Kompas.com.

"Karena ini kan sudah menjadi budaya dan warisan kita," imbuhnya.

Sebelumnya, kesenian Reog Ponorogo masuk nominasi tunggal Warisan Budaya Tak Benda (Intangible Cultural Heritagen/ICH) yang akan diusulkan Indonesia ke UNESCO.

Namun, asal usul kesenian ini seringkali menjadi polemik tersendiri, ditambah dengan klaim dari negara Malaysia.

Nah, untuk mengenal kesenian Reog Ponorogo lebih dalam, berikut sejarah dan asal usulnya yang dilansir dari Intisari.

Baca Juga: Ini 5 Tempat di Indonesia yang Masuk Warisan Budaya Dunia UNESCO

Asal usul Reog Ponorogo

Reog Ponorogo diyakini punya sejarah panjang yang identik dengan Indonesia, bahkan sejak zaman kerajaan Majapahit.

Cerita yang menjadi latar sejarah Reog Ponorogo yang paling populer adalah tentang Ki Ageng Kutu, majelas Majapahit di abad ke-15.

Ki Ageng Kutu diketahui saat itu bertugas di istana Bhre Kertabhumi yang kini sering disamakan dengan Brawijaya V, raja terakhir Kekaisaran Majapahit.

Dalam periode kepemimpinan Brawijaya V, Majapahit mengalami kemunduran karena korupsi yang merajalela.

Ki Ageng Kutu telah meramalkan bahwa kerajaan Majapahit akan berakhir dan dia harus segera meninggalkan istana.

Perjalanan Ki Ageng Kutu pun dimulai saat ia mendatangi daerah Ponorogo dan mendirikan sebuah sekolah bela diri.

Tak hanya bela diri secara fisik, Ki Ageng Kutu juga mengajarkan soal cara bela diri secara mistis sesuai ajaran leluhur.

Mimpi dari Ki Ageng Kutu pada saat itu adalah untuk mendorong para muridnya membangkitkan Kekaisaran Majapahit lagi.

Baca Juga: Songket Malaysia Jadi Warisan Budaya Tak Benda, Ini Sejarah hingga Motif Songket Palembang

Namun, jumlah pengikut yang sedikit membuat Ki Ageng Kutu tak mampu kembali mengambil alih kekuasaan kerajaan terbesar di Nusantara pada saat itu.

Demi mendapatkan pengikut lebih banyak, Ki Ageng Kutu menciptakan Reog Ponorogo yang menjadi sangat populer di lingkungan sekitarnya.

Melihat pasukan Ki Ageng Kutu yang semakin banyak, kerajaan Majapahit pun geram dan melarang aksi Reog Ponorogo.

Namun, Ki Ageng Kutu dan muridnya terus mempraktikkan keseniannya secara diam-diam.

Mereka bahkan menciptakan karakter Singa Barong yang mewakili raja Majapahit dan pentasnya berisi kritikan.

Akhirnya, kerajaan Majapahit pun tidak dapat mencegah tarian Reog Ponorogo tampil di mana-mana karena popularitasnya.

Hingga saat ini, Reog Ponorogo masih menjadi kesenian dan budaya yang populer dan khas Indonesia.

Berdasarkan sejarah ini, masyarakat Indonesia yakin bahwa Reog Ponorogo berasal dari Indonesia, dan bukan Malaysia.

Sebab, kedekatan wilayah dan kesamaan budaya antara Indonesia dan Malaysia memang menjadi tantangan sendiri untuk mengklaim kesenian asli Indonesia.

Baca Juga: Diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya, Ini Manfaat Pencak Silat untuk Perempuan

(*)

Sumber: Kompas.com,intisari
Penulis:
Editor: Linda Fitria


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja