Parapuan.co - Trauma bonding atau ikatan trauma adalah keterikatan emosional dari pengalaman tidak menyenangkan di masa lalu.
Ikatan trauma berkembang akibat riwayat pelecehan, eksploitasi, atau ketergantungan emosional dalam hubungan sebelumnya.
Jika kamu belum berdamai dengan diri sendiri, maka akan berpotensi membawa trauma tersebut ke hubungan yang baru.
Sehingga, kamu berpotensi menciptakan hubungan yang tidak sehat karena tidak pernah merasa puas akan suatu relasi percintaan.
Ada empat tanda hubungan bertahan bukan karena cinta, tetapi ikatan trauma seperti melansir Pinkvilla ini. Yuk, simak!
1. Sangat terobsesi dengan pasangan
Daya tarik sangat penting untuk hubungan, fungsinya guna menjaga gairah dan perasaan cinta saat muncul rasa bosan.
Ketika kamu memiliki ikatan trauma, ketertarikanmu pada pasangan begitu luar biasa hingga membuatmu kewalahan.
Ketertarikan ini sering menimbulkan perasaan gembira dan kecemasan, sebab kamu sangat terobsesi padanya.
Baca Juga: Kekerasan pada Perempuan Bisa Sebabkan Trauma Bonding, Apa itu?
2. Menjauhkanmu dari orang lain
Hubungan asmara perlu dijaga untuk menjaga keharmonisan, tetapi bukan berarti melenyapkan hubungan lainnya.
Ikatan trauma membuatmu bergantung secara emosional pada pasanganmu, yang membuatmu beranggapan tidak butuh orang lain.
Pada akhirnya, pasanganmulah tempatmu berharap, yang membuatmu menjauhi orang-orang terdekatmu.
Namun perlu diingat bahwa hubungan di luar asmara juga penting, mereka adalah support system yang juga kamu perlukan.
3. Berharap untuk mengubah pasangan
Saat kamu menerima perlakuan buruk dari pasanganmu, kamu kerap memakluminya dan berharap suatu hari nanti bisa mengubahnya.
Ketika kejadian itu terulang, kamu memaafkannya lagi dan selalu meyakinkan diri sendiri mampu mengubah perilaku pasangan.
Ingatlah, mengubah perilaku tidak semudah itu. Seseorang akan sulit berubah jika bukan atas kemauannya sendiri.
Baca Juga: Akibat Kekerasan pada Perempuan, Ini Gejala dan Dampak Trauma Bonding
Saat terjadi masa-masa sulit dalam hubungan yang mungkin merugikanmu, selalu pertimbangkan kesejahteraanmu juga.
Bila kamu merasa tidak dicintai atau dihormati dalam hubungan, sebenarnya kamu bertahan bukan karena cinta tetapi rasa takut.
4. Mengabaikan perilaku buruk pasangan
Loyalitas kepada pasangan yang kasar adalah ciri dari ikatan trauma, sebab kamu mengabaikan perilaku buruknya.
Perilaku buruk pasangan seperti kekerasan fisik atau verbal sebenarnya bukan aib karena itu merugikanmu.
Alih-alih mengomunikasikannya, kamu justru mengabaikan perilaku buruk dan mengingat masa indah bersama pasangan demi melanjutkan hubungan.
Padahal, ikatan trauma terjadi ketika pasanganmu dengan sengaja mengancam, mengintimidasi, memanipulasi, mengkhianati, dan mengendalikanmu.
Bertahan dalam hubungan toksik demi mempertahankannya tidaklah tepat, sebab itu sebenarnya bukan cinta tetapi ikatan trauma.
(*)
Baca Juga: Ini 5 Alasan Mengapa Seseorang Bertahan dalam Hubungan Toksik