“Soalnya pada masa itu, MTs (Madrasah Tsanawiyah) kebanyakan dengerinnya pop atau lagu yang hits pada zaman itu,” jelasnya.
Dengan kata lain, ada keinginan dalam diri untuk bisa tampil beda dibandingkan dengan yang lainnya.
Mulai dari situ, mereka pun mulai mempelajari musik dan genre metal dengan mencoba mengulik berbagai lagu.
Tak hanya itu, mereka juga mengikuti berbagai festival musik di daerahnya.
Hingga pada 2018, VoB mendatangi kesepakatan dengan agensi Amity Asia yang berbasis di Jakarta.
Setelah itu, mereka pun merilis single debut yang berjudul "School Revolution" yang diproduseri Stephan Santoso.
Melalui single debutnya, nama VoB mulai dikenal lebih luas.
Sebagai informasi, grup band metal VoB dikenal dengan lagu-lagu yang berbau kritik sosial.
Arti “Baceprot” pada nama grupnya adalah bawel atau berisik dalam bahasa Sunda.
Ketiga personel ini terbentuk dengan bantuan pengasuh dan mantan guru mereka, Cep Ersa Eka Susila Satia, saat masih di Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada Februari 2014 di Garut, Jawa Barat.
Baca Juga: Voice of Baceprot Angkat Isu Otoritas Tubuh Perempuan Lewat Single Terbarunya
(*)