Slow Beauty, Gaya Hidup Konsumsi Produk Kecantikan yang Lebih Ramah Lingkungan

Citra Narada Putri - Rabu, 13 April 2022
Slow beauty yang baik untuk lingkungan.
Slow beauty yang baik untuk lingkungan. JulyProkopiv/iStockphoto

Parapuan.co - Menurut laporan Minderoo Foundation, industri kosmetik global memproduksi lebih dari 120 miliar unit kemasan setiap tahun, yang sebagian besar tidak dapat didaur ulang.

Mulai dari tabung lip gloss, kotak concealer, hingga wadah moisturizer yang kita kenakan sehari-hari kebanyakan berakhir di tempat sampah.

Dan jika tidak segera diatasi, masih menurut laporan Minderoo Foundation, aliran plastik ke lautan akan tiga kali lipat jumlah pada 2040.

Fakta ironis ini pun semakin menyadarkan banyak orang untuk lebih berhati-hati dalam mengonsumsi produk kecantikan. 

Perubahan gaya hidup dalam mengonsumsi produk kosmetik yang lebih berkesadaran inilah yang disebut dengan slow beauty.

Dalam arti, kita menjadi lebih sadar dalam memilih produk kecantikan yang lebih berkualitas dan tahan lama, sehingga dapat meminimalisir dan menekan limbah kosmetik di lingkungan sekaligus memberikan hasil yang lebih efektif dalam mengatasi berbagai masalah kulit. 

Melansir dari Byrdie, slow beauty serupanya dengan slow fashion.

Yaitu kita berinvestasi pada produk yang dibuat dengan metode berkelanjutan dan bahan-bahan yang aman.  

Menerapkan slow beauty berarti mengajak para beauty enthusiast untuk menggunakan lebih sedikit produk dengan kualitas yang lebih baik untuk mengurangi konsumsi dan pemborosan yang tidak perlu.

Baca Juga: 5 Prinsip Penting dalam Slow Beauty, Salah Satunya Pakai Produk Berkelanjutan

"Selama beberapa tahun terakhir, tren seperti 10 atau 12 step skincare routines telah membuat beberapa konsumen kewalahan. Ini adalah langkah menuju rezim yang lebih lambat dan lebih sederhana yang paling sesuai untuk individu," ujar Nia Pejsak, advisor strategist di perusahaan intelijen tren Stylus.

Menurutnya, slow beauty menjadi pendekatan yang lebih baik dalam menerapkan perawatan pada diri sendiri. 

Lantas bagaimana cara menerapkan slow beauty dalam gaya hidup kita?

Menurut Pejsak, Kawan Puan bisa mencari brand kosmetik yang berkualitas sambil memraktikkan konsep berkelanjutan dan sadar lingkungan di dalamnya.

Misalnya menggunakan bahan yang ramah lingkungan hingga kemasan yang bisa didaur ulang.

Hal ini juga sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Aretha Aprilia, pakar manajemen limbah dan energi, saat diwawancarai oleh PARAPUAN.

Ia mengatakan bahwa kita perlu mengubah gaya hidup untuk tak lagi bersikap konsumtif.

Salah satu caranya dengan memakai lebih sedikit skincare atau kosmetik yang mahal, berkualitas, namun efektif, alih-alih menggunakan produk yang murah tapi dalam jumlah banyak.

“Jadi lebih sustainable, terapkan quality over quantity,” ujarnya mengingatkan.

Baca Juga: Bagus untuk Kulit, Ini 3 Cara Menerapkan Slow Beauty yang Jadi Tren Selama Pandemi

“Untuk skincare pun kita bisa fokus pada produk yang bagus. Tidak apa mahal sedikit, tapi tidak perlu layering banyak-banyak,” papar Aretha lagi pada PARAPUAN.

Dengan kata lain, slow beauty adalah soal gaya hidup yang perlu diterapkan dalam jangka panjang.

Karena gaya hidup ini bukan hanya baik untuk kecantikan, tapi juga aman untuk lingkungan. 

(*)

Baca Juga: Limbah Skincare dan Kosmetik Kian Mengancam, Apa yang Bisa Kita Lakukan?



REKOMENDASI HARI INI

Restoran Mewah Ini Tawarkan Warisan Kuliner Khas Indonesia Timur