Sejarah dan Makna Perayaan Jumat Agung, Peristiwa Wafatnya Isa Almasih

Alessandra Langit - Jumat, 15 April 2022
Sejarah dan makna perayaan hari Jumat Agung yang jatuh pada Jumat, 15 April 2022
Sejarah dan makna perayaan hari Jumat Agung yang jatuh pada Jumat, 15 April 2022 KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO

Parapuan.co - Kawan Puan, hari ini, Jumat (15/4/2022), umat Kristiani di seluruh dunia sedang merayakan Jumat Agung.

Jumat Agung adalah hari peringatan wafatnya Isa Almasih atau Yesus Kristus yang disalibkan untuk menebus dosa umatnya.

Hari ini diperingati sebagai hari dukacita, penebusan dosa, dan puasa yang sering disebut sebagai Jumat Kesedihan.

Hari ini menjadi hari libur nasional di banyak negara di dunia, termasuk Indonesia.

Jumat Agung biasanya didahului dengan kegiatan Jalan Salib, pengabdian 14 langkah untuk mengenang perjalan Yesus Kristus sebelum dan sesudah disalibkan.

Gereja Anglikan dan Katolik biasanya merayakan hari ini dengan ibadah puasa yang kemudian dilanjutkan dengan prosesi muram.

Nah, di balik hari yang penting ini, ada makna mendalam yang diyakini oleh umat Kristiani di seluruh dunia.

Hari ini adalah tentang pengorbanan dan penebusan dosa untuk menyambut kelahiran baru dan kebangkitan di Hari Paskah.

Untuk mengenal lebih dalam soal hari Jumat Agung, berikut sejarah dan maknanya yang dilansir dari Kompas.com.

Baca Juga: Suasana Paskah di Beberapa Negara, Ada yang Dilockdown Pemerintah!

Sejarah wafatnya Isa Almasih atau Yesus Kristus

Wafatnya Yesus Kristus diawali dengan pengkhianatan Yudas Iskariot, murid Yesus, yang menangkap gurunya tersebut di Taman Getsemani.

Yesus pun dibawa secara paksa ke rumah Hanas, ayah dari imam besar Kayafas, untuk diinterogasi. 

Namun, Yesus tidak memberikan jawaban yang mereka inginkan dan memantik kegeraman pihak imam besar.

Yesus keesokan harinya dibawa ke gubernur Romawi, Pontius Pilatus oleh majelis dengan tuduhan mengacaukan bangsa.

Selain itu, nabi Isa Almasih ini juga dituduh menolak pajak kepada Kaisar, dan mengklaim dirinya sebagai raja.

Akibat tuduhan tersebut, Yesus pun bakal menjalani hukuman mati dan seluruh masyarakat menyerukan, "Salibkan dia!"

Yesus kemudian harus menderita di kayu salib selama enam jam dengan darah yang terus menetes dari setiap bagian tubuhnya.

Selama tiga jam terakhir-Nya di kayu Salib, Yesus telah melihat kegelapan menyelimuti seluruh negeri.

Baca Juga: Rayakan Paskah, Outfit Sandra Dewi Bisa Jadi Inspirasi Nih!

Yesus akhirnya wafat di kayu Salib, diikuti oleh bencana alam seperti gempa bumi, tirai di Bait Suci terkoyak, dan kuburan-kuburan terbuka.

Hari kematian Yesus tersebut kemudian dirayakan sebagai hari Jumat Agung oleh seluruh umat Kristiani.

Secara tradisional tidak ada Misa atau perayaan Ekaristis pada Jumat Agung, namun biasanya perayaan diisi dengan upacara keheningan dan Jalan Salib.

Liturgi pembacaan surat-surat penting dan komuni masih dijalankan untuk umat Katolik.

Di Indonesia sendiri, gereja merayakan Jumat Agung dalam keadaan hening, bahkan lonceng Gereja pun tidak boleh dibunyikan.

Keheningan menjadi cara untuk merayakan Jumat Agung untuk memaknai peristiwa sengsara Yesus.

Keheningan ini diharapkan dapat dipertahankan hingga Malam Paskah yang jatuh pada Sabtu (16/4/2022).

Kawan Puan, itu dia sejarah dan makna dari peristiwa Wafat Isa Almasih atau Jumat Agung.

Selamat merayakan keheningan di hari Jumat Agung untuk Kawan Puan!

Baca Juga: Bagikan Potret Lilibet, Ini Dia Kartu Natal Meghan Markle dan Pangeran Harry

(*)

Sumber: Kompas.com
Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh


REKOMENDASI HARI INI

Menkomdigi Meutya Hafid Tegaskan Ini saat 11 Karyawan Rekanan Situs Judol Ditangkap