Berdasarkan Survei, Ini Faktor Paling Memengaruhi Penilaian Perempuan terhadap Tubuh Sendiri

Alessandra Langit - Jumat, 15 April 2022
Diri sendiri menjadi faktor yang mempengaruhi penilaian terhadap tubuh sendiri
Diri sendiri menjadi faktor yang mempengaruhi penilaian terhadap tubuh sendiri recep-bg

Parapuan.co - Kawan Puan, menerima tubuh kita apa adanya merupakan perjalanan panjang yang berliku, terutama bagi perempuan.

Lingkungan sekitar yang masih menganut sistem patriarki membuat perempuan seringkali dikotak-kotakan dalam standar kecantikan sosial.

Standar tubuh "ideal" yang tidak realistis tersebut seringkali menjadi alasan perempuan di Indonesia tidak percaya diri terhadap tubuh sendiri.

Fenomena tersebut mendorong PARAPUAN melakukan riset kuantitatif dengan survey online terkait body positivity kepada audiens perempuan KG Media.

Riset PARAPUAN menunjukkan, dari 771 responden perempuan, sebagian besar memiliki tingkat kepercayaan diri biasa saja.

Dengan angka persentase 34,4%, banyak responden riset PARAPUAN yang berada di posisi tengah antara percaya diri dan tidak percaya diri.

Namun, perkembangan teknologi dan kesadaran kolektif membuat perempuan kini mulai memiliki kesadaran bahwa dirinya berharga.

Kampanye body positivity di media sosial juga menjadi alasan yang cukup berpengaruh pada kepercayaan diri perempuan.

Hal itu membuat 31,8% dari responden riset PARAPUAN mengaku percaya diri dengan tubuhnya sendiri.

Baca Juga: Berdasarkan Survei, Ternyata Ini Pengaruh Penampilan terhadap Karier Perempuan

Namun, dengan angka persentase yang tidak jauh yaitu 23,1%, responden riset PARAPUAN mengaku kurang percaya diri.

Rasa percaya diri juga mucul oleh penilaian terhadap tubuh sendiri yang kadang dipengaruhi oleh banyak faktor.

Pandangan negatif dari diri sendiri hingga komentar dari keluarga, teman-teman, serta kolega, kadang membentuk cara pandang kita terhadap tubuh sendiri.

Menurut riset PARAPUAN, ternyata faktor internal atau diri sendiri menjadi faktor paling memengaruhi penilaian responden terhadap tubuh sendiri.

Sebagian besar responden, dengan angka 51,2%, merasa bahwa diri mereka sendirilah yang menjadi faktor utama dalam memengaruhi penilaian terhadap tubuh sendiri.

Selain itu, orang lain (keluarga, teman-teman, kolega, pasangan) juga menjadi faktor yang cukup memengaruhi penilaian kita terhadap tubuh sendiri.

Hal itu dibuktikan dengan angka persentase yang cukup tinggi yaitu 39,4% dari responden riset PARAPUAN.

Jika melihat kenyataan di sekitar kita, komentar dari orang lain dapat membentuk pandangan kita terhadap tubuh sendiri.

Baca Juga: Sempat Dicibir Karena Tubuhnya, 5 Artis dan Influencer Ini Tetap Percaya Diri

Komentar dari orang-orang terdekat seperti keluarga dan pasangan tanpa disadari membuat perempuan memiliki penilaian negatif terhadap tubuhnya.

Selain komentar di dunia nyata, komentar di dunia maya juga berpengaruh pada penilaian terhadap tubuh.

Hal itu ditunjukkan dengan hasil riset PARAPUAN, faktor lainnya yang mengikuti adalah pengaruh dari media sosial, brand, dan influencers dengan persentase 9,1%.

Melihat hasil riset PARAPUAN tersebut, pola pikir diri sendiri terhadap tubuh merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap penilaian kita.

Kawan Puan, pikiran kita memang sangat memegang kendali atas bagaimana kita melihat diri sendiri.

Maka, pikiran negatif terhadap diri sendiri yang dilanjutkan dengan negative self talk merupakan hal yang harus kita hindari.

Tanpa kita sadari, kritik dari diri sendiri seringkali lebih menyakitkan dan keras dibandingkan kritik dari orang lain.

Nah, sebagai manusia kita punya kendali penuh akan pikiran itu.

Untuk menghindari penilaian negatif terhadap tubuh sendiri, yuk mulai sampaikan pesan positif dan cinta terhadap tubuh kita masing-masing.

Kita bisa menerapkan pesan body positivity kepada diri sendiri sebelum menggaungkannya kepada orang banyak.

Baca Juga: Seru! Ini Film Indonesia yang Mengangkat Tema Soal Body Positivity

(*)

Sumber: RISET PARAPUAN
Penulis:
Editor: Linda Fitria


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja