Mengenal Diplomasi Publik dalam Konferensi Asia Afrika 1955 di Bandung

Aulia Firafiroh - Senin, 18 April 2022
Diplomasi Publik di Konferensi Asia Afrika
Diplomasi Publik di Konferensi Asia Afrika n.bataev

Parapuan.co- Tahukah kamu jika hari ini tepatnya pada 18 April 2022 diperingati sebagai Hari Peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA)?

Ya, diketahui Konferensi Asia Afrika (KAA) dahulu diselenggarakan pada 18-24 April 1955 di Gedung Merdeka, Bandung, Jawa Barat.

Menurut Kompaspedia.kompas.id, konferensi tersebut diadakan untuk memperjuangkan kedaulatan negara-negara di Benua Asia dan Afrika yang dahulu kerap dijajah oleh negara-negara imperialisme serta melawan rasisme yang tercipta karena penjajahan.

Tentu, penyelenggaraan konferensi ini tidak lepas dari praktik diplomasi publik.

Lantas, apa itu diplomasi publik yang dipakai saat KAA berlangsung?

Dikutip dari Routledge Handbook of Public Diplomacy (2020) karya Nancy Snow dan Nicholas J. Cull yang tayang di Kompas.com, diplomasi publik adalah upaya suatu negara untuk membuka komunikasi atau hubungan langsung dengan negara lain.

Pada 1800, praktik diplomasi publik mulai dikenal.

Saat itu negara-negara Eropa menjadi aktor pertama yang melakukan praktik diplomasi publik.

Kemudian pada 1965, diplomasi publik mulai diterapkan oleh banyak negara di luar Benua Eropa.

Baca juga: Besaran Gaji Profesi Diplomat Beserta Tunjangannya yang Menggiurkan

Karena mulai banyak negara yang mempraktikkannya, istilah diplomasi publik muncul dan dipopulerkan oleh mantan diplomat Amerika, Edmund Gullion.

Edmund sengaja mengganti istilah propaganda dengan diplomasi publik hadir.

Menurut Edmund, istilah propaganda terkesan negatif dibanding diplomasi publik.

Selain itu, diplomasi publik juga merupakan langkah sebuah negara untuk mengenalkan kebijakan luar negerinya pada negara luar.

Berdasarkan kegunaannya menurut Encyclopaedia Britannica, diplomasi publik dibagi menjadi dua kategori, yakni komunikasi antar budaya dan advokasi politik.

Komunikasi antarbudaya adalah salah satu kegunaan diplomasi publik untuk mengenalkan citra sebuah negara ke negara lain.

Hal itu dapat membantu tiap negara memahami dan mengenal budaya satu sama lain.

Bentuk diplomasi publik berkontribusi untuk menguatkan hubungan aliansi politik maupun kerja sama antarnegara.

Berbeda dengan komunikasi antarbudaya, kegunaan diplomasi publik sebagai advokasi politik diperuntukkan memperoleh dukungan dari negara luar.

Baca juga: Supeni, Diplomat Perempuan Andalan Soekarno Saat Konferensi Asia Afrika 1955

Dukungan tersebut membantu meredakan tensi konflik antarnegara yang sedang mengalami permasalahan.

Biasanya untuk melakukan advokasi politik, negara menggunakan lembaga swasta, organisasi, atau media asing, untuk menggalang dukungan.

Seperti saat serangan militer dari Irak yang berada di bawah pimpinan Saddam Husein menyerang Kuwait.

Kuwait lalu berupaya menggalang perhatian dari masyarakat serta pimpinan Amerika Serikat untuk meminimalisasi serangan Irak.

Akhirnya, Kuwait bekerja sama dengan firma hubungan masyarakat (humas) Amerika Serikat, guna menginformasikan bahwa Kuwait perlu dibebaskan dari kediktatoran Saddam Husein.

Kawan Puan, demikian tadi makna diplomasi publik yang juga dipakai sebagai strategi politik dalam Konferensi Asia Afrika. (*)

Sumber: kompas,KompasPedia
Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja