Ketika Kapabilitasnya Dipertanyakan
Lahir dari keluarga yang dekat dengan politik lalu berkesempatan mengenyam pendidikan di luar negeri tak serta merta membuat perjuangan Puteri jadi mudah.
Saat anak muda seumuran Puteri kebanyakan masih bisa menikmati masa mudanya untuk bermain hingga berpetualang, perempuan kelahiran Bandung, 21 Agustus 1993 ini tidak,
"Saya memilih fokus untuk bertemu dengan masyarakat dan menggalang suara ke pelosok desa. Tapi, perjuangan ini tidak sia-sia dan belum berakhir," ujar Puteri.
"Karena, saya masih harus memperjuangkan suara yang selama ini mereka titipkan kepada saya, lewat kewenangan dan kewajiban yang saya miliki sebagai anggota DPR," tambahnya.
Puteri pun bilang, "Yang terkadang tidak mengenal waktu, memang nampaknya berat. Namun, jika dinikmati semuanya akan terasa indah."
Tidak hanya itu, sebagai politisi perempuan dan masih muda, Puteri Komarudin mengakui masih banyak yang mempertanyakan dirinya,
"Sayangnya masih banyak yang mempertanyakan kapabilitas saya untuk masuk dan bertahan di dunia politik. Apalagi dunia ini masih dikatakan identik sebagai arena laki-laki," aku Puteri.
Baca Juga: Profil Desy Ratnasari, Aktris sekaligus Politikus yang Tak Masalah dengan Status Janda
Namun, hal tersebut tak lantas membuat langkah Puteri untuk menebar manfaat jadi berhenti.
Piuteri mencoba mengatasinya dengan terus belajar, menambah wawasan dan praktik politik, terutama dari para senior.
"Kita harus lebih banyak mendengar, mencari tahu, hingga berpartisipasi aktif setiap rapat," terang politikus yang tergabung dalam fraksi Partai Golkar ini.
"Dengan terus memperbaiki diri dan berupaya untuk semakin kontributif dan menjalankan tugas dengan konsisten, saya yakin penilaian tersebut akan pudar," pungkas Puteri. (*)