2. Disiplin yang terlalu keras
Disiplin yang terlalu keras sering kali dikembangkan dalam pola asuh otoriter, di mana orang tua terlalu mengendalikan anak.
Kendali orang tua dapat membatasi perilaku anak, sehingga anak sulit mandiri karena displin yang terlalu keras.
Seiring waktu, hal ini dapat mendorong anak mencapai sesuatu bukan karena dirinya sendiri, melainkan demi memenuhi harapan orang tua.
3. Disiplin yang tidak konsisten
“Aspek terpenting dari mendisiplinkan anak adalah konsisten dengan aturan dan konsekuensi,” kata Chad.
Ketika aturan terus berubah, anak-anak menjadi kebingungan dan ketakutan terhadap orang tuanya sendiri.
Hal ini dapat mengembangkan kecemasan dalam diri anak, sebab mereka selalu was-was dalam berperilaku.
Sebaliknya, kejelasan dan kepositifan menciptakan lingkungan di mana anak-anak dapat belajar dengan aman untuk mengakui dan tumbuh dari kesalahan mereka.
Jadi, itulah ketiga bentuk mendisiplinkan anak yang harus dihindari setiap orang tua ya, Kawan Puan.
Baca Juga: Bahaya, Pola Asuh Ketat Justru Tumbuhkan Masalah Perilaku Pada Anak
(*)