Parapuan.co- Hari ini, tepatnya pada Jumat (22/4/2022) diperingati sebagai Hari Bumi Sedunia.
Dalam rangka memperingati Hari Bumi, PARAPUAN akan mengulas profil perempuan peduli bumi salah satunya Cindy Aisyah.
Cindy Aisyah merupakan pemilik toko Estri Eco Bulk Store di Kota Malang, Jawa Timur.
Melansir Kompas.com, bulk store adalah toko kelontong yang memiliki konsep ramah lingkungan.
Para pelanggannya biasanya direkomendasikan untuk membawa wadah sendiri saat berbelanja, karena tempat tersebut tidak menyediakan plastik.
Lalu seperti apa sosok Cindy Aisyah sesungguhnya yang berani membuka bulk store di sebuah kota yang masih minim pengetahuan tentang sampah? Simak, profilnya!
Awal mula membuka Bulk Store
Ibu muda satu anak ini mengawali cerita bagaimana ia memiliki ide untuk mulai membuka Bulk Store di Malang.
"Aku memulai belajar usaha mulai dari semester 4 saat di bangku kuliah tepatnya tahun 2016 atau 2017. Awal mulai usaha produk alami itu karena ikut-ikutan, terus akhirnya jadi kebiasaan. Terus akhirnya jadi kebiasaan bertahun-tahun pakai produk alami. Terus balik lagi ke Malang, ternyata susah di sini mencari produsen produk alami, kalau pun ada mahal banget. Lalu kalau online, di bubble wrapnya banyak banget dan susah di daur ulangnya. Terus jadi mikir, apakah kebiasaan kayak gini bisa diubah," ujar perempuan yang akrab disapa Cindy ini saat diwawancarai langsung oleh tim PARAPUAN.
Baca juga: Peran UMKM seperti Toko Nol Sampah dalam Mewujudkan Ekonomi Sirkular
Awal mula ketertarikan Cindy terhadap isu lingkungan dan sampah, karena ia sadar jika produksi sampah rumah tangga sangat banyak.
Kemudian Cindy mengaplikasikan pengetahuannya tentang permasalahan lingkungan dalam bentuk bisnis.
"Setelah itu aku menikah,menjadi ibu rumah tangga, dan memiliki rumah sendiri, otomatis yang mengatur sirkel pengolahan sampah, aku. Berbeda dengan saat masih dengan orang tua, pengolahan sampah masih ditangani sama ibu. Jadi aku bisa merasakan sampah yang dihasilkan dari belanja bulanan. Akhirnya dari situ, aku cari sesuatu yang menghasilkan tapi tidak menghasilkan sampah lagi," cerita Cindy.
Selain itu, Cindy juga berbagi cerita tentang awal mula jiwa wirausahawannya muncul.
"Sejak SMA pada 2014, aku suka sekali dagang. Pertama kali, aku menjual tas produksi ibuku sendiri. Lalu aku ke Bandung, untuk kuliah. Nah pas kuliah itu juga nyambi berjualan," cerita Cindy.
Lalu Cindy juga menceritakan awal mula menjual produk alami di toko nol sampahnya.
"Awalnya itu konsumsi pribadi. Terus jadi dropshipper karena orang-orang suka titip-titip belanja produk alami. Eh, lama-lama jualan," ujar perempuan lulusan jurusan Komunikasi dari salah satu Universitas di Bandung.
"Dulu itu awal buka pas awal pandemi tahun 2020. Tentu ketika membuka usaha pasti ada naik turunnya. Sejauh ini juga penjualan lebih banyak dilakukan secara online. Kalau offline sistemnya, janjian dulu," lanjutnya.
Baca juga: Mengenal Ekonomi Sirkular Lewat Hadirnya Toko Kelontong Nol Sampah
Ia mengaku membuka toko nol sampah ini, karena melihat ada peluang bisnis khususnya di Kota Malang.
"Alasan mendirikan di Malang, karena aku pribadi orang asli Malang. Pas aku kembali ke Malang, aku melihat orang yang membuka bulk store itu nggak ada. Masih banyak juga yang belum mengenal bulkstore itu gimana," jelas Cindy.
Bisnisnya berdayakan sesama perempuan
Perempuan kelahiran tahun 1996 ini, juga menceritakan asal usul nama usahanya.
"Usaha ini dinamakan Estri karena sebagian besar produknya diproduksi oleh ibu-ibu," kata Cindy.
Cindy bahkan bekerjasama dengan ibu PKK dan para perempuan yang kehilangan pekerjaan saat pandemi kemarin.
"Beberapa produk seperti telang dan lemon, diproduksi oleh petani perempuan lokal Malang. Selain itu, aku juga bekerja sama dengan ibu-ibu PKK dan ibu-ibu yang di PHK dari pabrik rokok akibat pandemi," cerita Cindy.
Saat akan mengakhiri obrolan, Cindy menceritakan fakta lucu soal anggapan masyarakat tentang bulk store.
"Waktu awal buka toko ini, banyak yang mengira ini itu kayak toko yang menjual obat herbal," cerita Cindy sambil tertawa.
"Akhirnya lama-lama orang mulai mengenal dan mulai membawa wadah sendiri saat berbelanja. Namun warga khususnya tetangga baru tersadar hal tersebut sekitar setahunan," tambahnya.
Sebelum menutup percakapan, Cindy berbagi cerita soal omzet yang ia dapatkan dari bisnis bulk store.
"Awal berdiri belum mendapatkan untuk apalagi pas pandemi. Kalau sekarang sudah berjalan dua tahun, Rp 11 juta dari marketplace saja," tutup Cindy.
Kawan Puan, demikian tadi profil mengenai sosok Cindy Aisyah yang tetap berusaha mencintai bumi lewat aksinya sambil berbisnis. (*)