“Untuk pertama kalinya dalam sejarah mode modern, seorang desainer telah mendasarkan seluruh koleksi jas dengan rok yang terbagi (celana),” demikian bunyi sebuah artikel yang mengangkat acara tersebut.
Peragaan busana yang digelar oleh Norell berhasil dianggap sebagai gerakan berani, yang kemudian memberikan pengaruh pada perkembangan kulit di dunia mode.
Dengan cepat, celana kulot menjadi gaya yang disukai oleh para anak muda, hingga muncul di fashion line Twiggy.
Tahun 1970-an
Di tahun ini, separate dressing seperti celana mulai booming, di mana perancang busana asal Amerika, Perry Ellis, mengantarkan tampilan alami yang setara dalam hal pakaian.
Terkenal akan rancangannya yang sophisticated sekaligus aesthetic, Ellis kerap meniru pakaian laki-laki untuk diadaptasi ke pakaian perempuan, tak terkecuali kulot.
Tahun 1980-an
Baca Juga: Punya Banyak Pilihan, Ini 5 Jenis Celana Ripped Jeans dalam Fashion
Putri Diana pernah terlihat memakai celana kulot berbahan velvet pada tahun 1981, yang mana saat itu celana tersebut berhasil mencuri perhatian banyak orang.
Tak heran, apapun yang dipakai oleh Diana memang terus populer dan menjadi tren, sehingga munculah istilah Diana Effect.
Tahun 2010-an
Tahun 2010-an hingga saat ini, celana kulot masih terus populer dan disukai oleh banyak perempuan.
Berbagai brand fashion high end pun tak ketinggalan mengeluarkan koleksi celana kulotnya, misalnya saja Celine yang meluncurkan kulot ala tahun 1970-an.
Kawan Puan, itu dia sejarah dan evolusi celana kulot dari masa ke masa yang awalnya merupakan celana laki-laki, namun ternyata populer di kalangan perempuan saat ini.
Apakah kulot juga merupakan jenis celana yang menjadi favoritmu? (*)
Baca Juga: Celana hingga Rok Mini, Ini Bukti Fashion Jadi Alat Gaungkan Kesetaraan