Parapuan.co - Saat mendengar kata hiperpigmentasi, Kawan Puan mungkin akan langsung teringat bintik hitam yang muncul karena inflamasi pada jerawat.
Namun ternyata, terdapat beberapa jenis hiperpigmentasi lainnya yang bisa terjadi pada kulit kita, lho.
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai jenis hiperpigmentasi, perlu diketahui bahwa hiperpigmentasi merupakan salah satu permasalahan kulit yang sering kali dialami oleh perempuan Indonesia.
Hiperpigmentasi terjadi ketika warna kulit tampak lebih gelap, ditandai dengan kemunculan noda hitam, lingkar mata hitam, kulit kusam, dan warna kulit tidak merata.
Bukan hanya karena inflamasi, terdapat sejumlah faktor yang bisa menyebabkan munculnya permasalahan kulit ini menurut dokter kulit sekaligus content creator, dr. Danar Wicaksono, SpDV.
“Hiperpigmentasi biasanya terjadi karena beberapa faktor, antara lain paparan sinar matahari, inflamasi karena bekas jerawat dan bekas luka, perubahan hormon, obat, serta genetika,” ujarnya dalam acara Garnier Skincare Masterclass Hyperpigmentation Edition, Rabu (20/4/2022).
Dalam kesempatan yang sama, dr. Danar turut menjelaskan beberapa macam hiperpigmentasi yang bisa terjadi pada kulit, yakni melasma, bekas jerawat, freckles, dan lingkar hitam pada mata.
“Hiperpigmentasi itu enggak hanya satu macam saja, ternyata ada banyak macam, nih,” kata dr. Danar.
1. Melasma
Baca Juga: 3 Cara Efektif Atasi Hiperpigmentasi Menurut Ahli, Salah Satunya Pakai Sunscreen
Melasma merupakan kondisi kulit yang ditandai dengan munculnya bercak-bercak hiperpigmentasi, biasanya terjadi di sekitar pipi atau bagian tengah wajah.
Menurut dr. Danar, kondisi kulit yang merupakan salah satu jenis hiperpigmentasi ini biasanya disebabkan oleh beberapa hal, termasuk hormon dan paparan sinar matahari.
“Kalau ada bercak-bercak di bagian pipi, di bagian tengah pada wajah, itu biasanya melasma. Ini bisa disebabkan oleh faktor hormon atau paparan sinar matahari yang tidak kontrol,” jelas dr. Danar.
2. Bekas jerawat
Selanjutnya ada jenis hiperpigmentasi yang paling umum dialami oleh banyak orang, terutama mereka yang memiliki kulit rentan berjerawat.
Bekas jerawat yang menghitam sendiri biasanya disebabkan karena peradangan pada jerawat, maka dari itu, dr. Danar menyarankan untuk menghindari menyentuh kulit ketika berjerawat.
“Makanya biasanya dokter menyarankan, kalau punya jerawat jangan dipencetin. Kenapa? Karena peradangannya akan lebih hebat, yang membuat hiperpigmentasinya juga lebih hebat,” ungkapnya.
Baca Juga: Sering Alami Hiperpigmentasi, Vanesha Prescilla Bagikan Perawatan Kulit Sehari-hari
“Tapi sebenarnya, dalam jerawat itu sendiri, sudah ada proses peradangannya. Walaupun enggak dipencet-pencet, akan tetap ada bekasnya,” ujarnya menjelaskan.
3. Freckles
Kawan Puan, ternyata freckles juga merupakan salah satu bentuk hiperpigmentasi, lho.
Namun, berbeda dengan melasma, freckles biasanya hanya berupa bintik hitam yang menyebar di area sekitar wajah.
“Ternyata, ini adalah salah satu bentuk hiperpigmentasi juga. Mungkin bentuknya tidak rata seperti melasma tadi, dia cenderung lebih spot-spot seperti itu,” kata dr. Danar.
4. Lingkar mata hitam
Baca Juga: Wajib Tahu, Ini 5 Penyebab Terjadinya Hiperpigmentasi pada Kulit
Terakhir yang mungkin Kawan Puan tidak sadari, lingkar hitam pada mata sebenarnya merupakan salah satu jenis hiperpigmentasi.
Akan tetapi, jenis hiperpigmentasi yang satu ini biasanya muncul karena faktor keturunan atau genetik.
“Yang perlu diketahui, yang mungkin belum kalian aware, di lingkar mata yang biasa disebut sebagai mata panda, itu juga sebenarnya merupakan salah satu bentuk hiperpigmentasi,” tutur dr. Danar.
Kawan Puan, itu dia empat jenis hiperpigmentasi menurut dr. Danar Wicaksono, SpDV.
Untuk mengatasi hiperpigmentasi seperti di atas, kamu bisa menggunakan produk perawatan kulit yang mengandung bahan mencerahkan, seperti vitamin C ataupun niacinamide, ya! (*)