Kenali 3 Gejala Hemofilia Menurut Dokter Spesialis, Ada Ringan hingga Berat!

Ericha Fernanda - Selasa, 26 April 2022
Gejala hemofilia
Gejala hemofilia AndreyPopov

Parapuan.co - Hemofilia adalah kelainan pembekuan darah bawaan yang terjadi akibat kekurangan faktor pembekuan darah.

Hal ini disampaikan oleh Dr. dr. Novie Amelia Chozie, Sp.A (K) dari Himpunan Masyarakat Hemofilia Indonesia, pada webinar Mengawal Masa Depan Hemofilia di Indonesia.

"Perdarahan pada penderita hemofilia akan terus terjadi dan tidak bisa dihentikan," ujar dr. Novie pada acara yang diadakan, Selasa (26/4/2022).

Pada hemofilia tipe A, gen yang mengalami mutasi adalah F8. Sementara untuk tipe B, gen yang mengalami mutasi yaitu F9.

Gen F8 berperan dalam membuat protein yang disebut dengan faktor pembekuan VIII, sementara gen F9 berperan dalam produksi faktor pembekuan IX.

Sebagai informasi, faktor pembekuan darah adalah protein yang bekerja dalam proses pembekuan darah. Saat terjadi luka, protein-protein tersebut akan melindungi tubuh dengan membekukan atau menggumpalkan darah.

Faktor pembekuan yang terlalu sedikit berdampak buruk pada kemampuan pembekuan darah, akhirnya gagal membeku dengan sempurna saat terjadi perdarahan.

Gejala Hemofilia

Masih dalam acara tersebut, dr Novie menjelaskan tiga bentuk gejala hemofilia dari segi intensitasnya yang perlu diwaspadai, meliputi:

Baca Juga: Sambut Hari Hemofilia Sedunia, Kenali Gejala dan Penyebab Kelainan Darah Tidak Membeku

1. Gejala ringan

Menurut dr Novie, gejala hemofilia ringan adalah perdarahan sulit berhenti setelah operasi kecil, seperti sunat atau cabut gigi.

2. Gejala sedang

Sementara itu, lanjut dr Novie, gejala hemofilia sedang terjadi bengkak atau nyeri sendir kurang lebih sekali dalam sebulan.

3. Gejala berat

Gejala hemofilia berat yaitu sering lebam-lebam, bengkak, dan nyeri sendi akibat trauma benturan ringan atau tanpa sebab yang jelas.

"Gejala hemofilia berat bisa dirasakan kurang lebih satu hingga dua kali dalam seminggu," imbuhnya.

Menurut dr Novie, gejala utama hemofilia adalah perdarahan sendi, yang menyebabkan kerusakan pada sendi jika cedera terus berulang.

Pasalnya, perdarahan sendi pada penderita hemofilia akan semakin buruk jika tidak diobati dengan baik.

Baca Juga: Sambut Hari Hemofilia Sedunia, Ketahui Jenis dan Cara Diagnosis Kelainan Darah Ini

"Pada usia 20an-30an, perdarahan sendi akan semakin buruk, merusak otot, dan gangguan fungsi tubuh jika tidak diobati dengan baik," jelas dr Novie.

Perdarahan pada Hemofilia

Perdarahan pada hemofilia yang mengancam jiwa dapat terjadi di intrakranial (jaringan otak, cairan otak atau cairan serebrospinal, dan pembuluh darah otak).

"Dampak perdarahan di otak termasuk kerusakan saraf otak dan kematian," kata dr Novie.

Sementara itu, perdarahan di leher dan tenggorokan dapat menyebabkan penyumbatan saluran napas.

Pada perdarahan gastro-intestinal atau saluran pencernaan, dampaknya termasuk syok akibat perdarahan dan perdarahan masif.

Selain mengancam jiwa, ada perdarahan pada hemofilia yang bersifat serius dan kemungkinan kejadian lebih tinggi.

Perdarahan pada sendi memiliki kejadian antara 70-80%, yang menyebabkan nyeri, gerak terbatas, sinovitis kronis, dan artropati.

Untuk perdarahan pada otot, kejadiannya sekitar 10-20% dan memicu nyeri otot, gerak terbatas, serta penekanan saraf atau pembuluh darah.

Nah, itulah penjelasan tentang hemofilia beserta gejalanya yang perlu diwaspadai ya, Kawan Puan.

Jika berbagai gejala hemofilia tersebut sudah dirasakan, baiknya segera konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. (*)

Baca Juga: Biasa Dialami Laki-Laki, Ketahui Risiko Hemofilia pada Perempuan

Penulis:
Editor: Arintya


REKOMENDASI HARI INI

Ada Budi Pekerti, Ini 3 Film Indonesia Populer yang Bertema Guru