Parapuan.co - Kawan Puan, pada Jumat (29/4/2022) kemarin, baru saja diperingati sebagai International Dance Day atau Hari Tari Sedunia.
Dalam rangka peringatan tersebut, PARAPUAN berkesempatan untuk mewawancarai seorang penari Latin asal Jakarta, yakni Sita Tyasutami.
Perempuan yang sempat menjadi sorotan pada masa awal pandemi karena merupakan pasien pertama Covid-19 di Indonesia itu membagikan kisah perjalanannya di dunia seni tari bertepatan dengan Hari Tari Sedunia.
Seperti apa perjalanan karier dan pengalaman Sita Tyasutami sebagai penari perempuan di Indonesia? Simak kisahnya berikut ini, yuk!
Familiar dengan dunia tari sejak kecil
Latar belakang keluarganya yang memang berkecimpung di dunia seni membuat Sita dan saudara kandungnya familiar dengan seni tari sejak kecil.
Dahulu, Sita kecil sering diajak oleh ibunya untuk mengunjungi tempat kerjanya, yakni Institut Kesenian Jakarta (IKJ).
Ya, ibu Sita merupakan dosen di IKJ sekaligus salah satu pendiri Indonesian Dance Festival (IDF), sehingga tak heran apabila sang anak pada akhirnya memiliki ketertarikan di dunia seni. Bahkan, ayahnya yang berprofesi sebagai insinyur pun bisa tari Jawa.
Kedua orang tua Sita juga sudah memperkenalkan anak-anaknya dengan dunia seni tari dan seni musik sejak masih belia melalui berbagai les.
Baca Juga: Ni Ketut Putri Minangsari, Penari Tradisional Bali yang Tertarik Isu Feminisme