Parapuan.co - Selama Lebaran, Kawan Puan tentu mendapatkan berbagai jenis hampers dari sahabat atau sanak saudara.
Mulai dari kue kering, peralatan dapur, hingga satu set gelas teh.
Hampers semakin terlihat menarik karena pengemasannya yang unik.
Ternyata, budaya memberikan hampers atau bingkisan ini sudah muncul bahkan sejak zaman primitif.
Hal ini disampaikan oleh Dr. Firman Kurniawan S., selaku Pemerhati Budaya dan Pakar Komunikasi Digital, Universitas Indonesia.
"Kalau runtut dari riwayatnya atau sejarahnya, hampers itu sudah ada sejak zaman primitif," ungkap Firman.
Dalam Podcast Digital Dilemma yang berjudul Maraknya Hampers dan Posting di Media Sosial: Budaya Fetishme Urban Baru di Era Digital, dirinya juga mengatakan bahwa hampers ini sebagai bentuk tanda persahabatan, menghomarti suatu suku, hingga permintaan perlindungan.
"Waktu itu tentu bukan kue-kue Lebaran atau makanan yang dikemas menarik. Tapi bisa hasil buruan, hasil panen," katanya.
Namun pada masyarakat modern, hampers merupakan upaya untuk membangun relasi.
Baca Juga: Berikut Ini 5 Etika Makan Bersama Keluarga saat Lebaran, Simak!
Tradisi memberi hampers ini makin kuat sejak masa pandemi Covid-19.
Pasalnya, hampers bisa menjadi pengganti kehadiran seseorang atau bentuk ungakapan rindu.
Tak hanya itu, memberikan hampers ini juga membentuk sebuah kebiasaan baru yaitu mengunggahnya di media sosial.
Menurut Firman ada alasan mengapa seseorang mengunggah pemberian hampers di media sosial.
Selain ungkapan terima kasih, ini juga bisa menjadi bentuk eksistensi.
"Menunjukkan diri kita di lingkaran mana, temannya siapa, akrab dengan siapa," imbuh Firman.
Dirinya juga mencontohkan bahwa kini para produsen juga mengirimkan hampers untuk para public figure atau influencer.
Penerima dapat menerima hampers sementara produsen dapat menarik minat followers para public figure ini.
Meski demikian, Firman mengatakan jika tidak ada tendensi negatif namun ini justru menunjukkan makna sosial.
Baca Juga: Maafkan Diri Sendiri di Momen Lebaran, Ini Manfaatnya Jika Berhasil
(*)