4. Steroid dosis rendah
dr Arto menyampaikan bahwa ada kesalahpahaman yang menyebut bahwa obat asma mengandung steroid dosis tinggi dan memiliki efek buruk.
Efek buruk yang dimaksud, misalnya pembengkakan mata, penggemukan badan, hipertensi, diabetes, dan sebagainya.
"Faktanya, justru asma dapat dikendalikan dengan inhalasi steroid dosis rendah," kata dr Arto.
"Inhalasi itu artinya bisa disemprot obatnya, disedot, itu dosisnya sangat-sangat kecil dibandingkan dengan obat minum," imbuhnya.
5. Obat tidak menyebabkan ketergantungan
Prof. Dr. dr. Bambang Supriyatno, Sp.AK., menyampaikan bahwa ada kesalahpahaman soal obat asma menyebabkan ketergantungan, seperti obat semprot atau hisap.
Terkait hal ini, dr Bambang menjelaskan bahwa penyakit asma pada umumnya bisa terjadi berulang tiap 6 bulan sekali atau setahun sekali.
Tapi dalam beberapa kasus, asma berkali-kali muncul dalam rentang waktu yang pendek sehingga perlu obat untuk pengendaliannya.
"Itu memang dia perlu obat pengendali, dan dia bentuknya obat semprot. Supaya asmanya terkontrol, supaya asmanya tidak berat, jadi bukan ketergantungan," jelas dr Bambang.
Apabila asma sudah terkontrol, maka tidak perlu bantuan obat terus-menerus karena tubuh sudah merasa lebih baik.
Nah, itulah fakta-fakta seputar penyakit asma yang perlu diketahui ya, Kawan Puan. Stay healthy!
Baca Juga: Jelang Hari Asma Sedunia, CDC Ungkap 5 Pemicu Asma yang Perlu Diwaspadai
(*)