Parapuan.co - Memperingati Hari Asma Sedunia 2022, ada beberapa fakta tentang penyakit asma yang perlu diketahui masyarakat.
Ketua Perhimpunan Respirologi Indonesia (PERPARI), Dr. dr. Arto Yuwono Soeroto, SpPD, K-P, FCCP, FINASIM, mengatakan bahwa selama ini banyak kesalahpahaman mengenai asma.
"Kesalahpahaman terkait asma ini berakibat tidak optimalnya manfaat dari kemajuan tata laksana asma yang sekarang sudah sangat maju, dibandingkan dua dekade lalu," kata dr Arto, mengutip Kompas.com.
Fakta-fakta seputar penyakit asma menurut penjelasan dr Arto, antara lain:
1. Asma terjadi pada semua usia
Asma adalah penyakit saluran napas kronik dengan gejala yang bervariasi dan sebagian berkaitan dengan keturunan.
dr Arto mengatakan bahwa sering ada kesalahpahaman yang menyebutkan bahwa asma hanya dapat terjadi pada kelompok usia anak.
"Asma sering disebut sebagai penyakit pada masa kanak-kanak, ini adalah mitos. Padahal faktanya, asma dapat mulai timbul pada usia berapa saja," imbuhnya.
Kesimpulannya, asma dapat menjangkit siapa saja termasuk anak-anak hingga kelompok lanjut usia.
Baca Juga: Sambut Hari Asma Sedunia, Waspadai Gejala dan Penyebab Penyakit Pernapasan Ini
2. Asma tidak menular
Penyebab asma sampai saat ini belum diketahui, tetapi ada beberapa pemicu yang membuat asma kambuh.
Menurut dr Arto, asma bukanlah penyakit menular, tetapi pemicunya seperti flu dan batuk yang dapat menular.
"Asma ini sebetulnya bukan penyakit menular. Tapi, kesannya menular di masyarakat," kata dr Arto.
Ada faktor pencetus yang bisa memicu asma kambuh, yaitu alergi, virus, cuaca, emosi, iritan, asap, bau, dan sebagainya.
"Itu dapat menimbulkan serangan atau gejala pada penderita asma. Jadi bukan asmanya yang menular, tapi pencetusnya yang menular, seperti flu," terang dr Arto.
3. Penderita asma bisa berolahraga
dr Arto menjelaskan, jika penderita asma mendapatkan penanganan dan tata laksana dengan baik maka mereka bisa melakukan aktivitas fisik yang berat.
"Penderita asma mampu melakukan latihan fisik dan mampu melakukan olahraga berat," kata dr Arto.
Baca Juga: Hari Asma Sedunia, Ini 4 Jenis Olahraga yang Cocok untuk Pengidap Asma
4. Steroid dosis rendah
dr Arto menyampaikan bahwa ada kesalahpahaman yang menyebut bahwa obat asma mengandung steroid dosis tinggi dan memiliki efek buruk.
Efek buruk yang dimaksud, misalnya pembengkakan mata, penggemukan badan, hipertensi, diabetes, dan sebagainya.
"Faktanya, justru asma dapat dikendalikan dengan inhalasi steroid dosis rendah," kata dr Arto.
"Inhalasi itu artinya bisa disemprot obatnya, disedot, itu dosisnya sangat-sangat kecil dibandingkan dengan obat minum," imbuhnya.
5. Obat tidak menyebabkan ketergantungan
Prof. Dr. dr. Bambang Supriyatno, Sp.AK., menyampaikan bahwa ada kesalahpahaman soal obat asma menyebabkan ketergantungan, seperti obat semprot atau hisap.
Terkait hal ini, dr Bambang menjelaskan bahwa penyakit asma pada umumnya bisa terjadi berulang tiap 6 bulan sekali atau setahun sekali.
Tapi dalam beberapa kasus, asma berkali-kali muncul dalam rentang waktu yang pendek sehingga perlu obat untuk pengendaliannya.
"Itu memang dia perlu obat pengendali, dan dia bentuknya obat semprot. Supaya asmanya terkontrol, supaya asmanya tidak berat, jadi bukan ketergantungan," jelas dr Bambang.
Apabila asma sudah terkontrol, maka tidak perlu bantuan obat terus-menerus karena tubuh sudah merasa lebih baik.
Nah, itulah fakta-fakta seputar penyakit asma yang perlu diketahui ya, Kawan Puan. Stay healthy!
Baca Juga: Jelang Hari Asma Sedunia, CDC Ungkap 5 Pemicu Asma yang Perlu Diwaspadai
(*)