Parapuan.co - Perasaan khawatir, cemas, kesal, sedih, atau menangis pada minggu pertama setelah melahirkan sangat umum terjadi.
Tekanan dan tanggung jawab untuk mengurus kehidupan baru, membawa serta serangkaian emosi dan tugas.
Hal ini dapat membuat seorang ibu mengalami kelelahan fisik dan kewalahan mental, yang biasa disebut baby blues.
Baby blues sebagian besar disebabkan oleh perubahan hormonal dalam tubuh yang berdampak negatif pada suasana hati seorang ibu.
Samar Hafeez, seorang psikolog dan pelatih kesehatan holistik mengingatkan bahwa baby blues tidak berlangsung lebih dari dua minggu setelah melahirkan.
"Jika perasaan negatif semakin memburuk seiring waktu, maka kamu bisa mengalami depresi pascapersalinan," kata Samar, mengutip Pinkvilla.
Lebih lanjut, Samar menjelaskan tanda dan gejala peringatan depresi pascapersalinan yang perlu ibu baru tahu. Yuk, simak!
1. Kehilangan minat pada aktivitas yang disukai
Tanda depresi paling umum adalah hilangnya kesenangan dalam hal-hal yang biasa dinikmati sebelumnya.
Baca Juga: Sering Disamakan, Ini Perbedaan Baby Blues dan Depresi Pascapersalinan
Pada depresi pascapersalinan yang berlangsung lama, seorang ibu baru bisa kehilangan minat melakukan seks.
2. Perasaan sedih terus-menerus
Memiliki buah hati tentu menyenangkan bagi seorang ibu, tetapi ibu yang depresi justru mengalami kesedihan terus-menerus.
"Perasaan sedih yang terus-menerus atau suasana hati yang buruk hampir sepanjang hari, menangis tak terkendali untuk waktu yang lama," kata Samar.
3. Kesulitan menjalin ikatan dengan bayi
Bonding atau ikatan sangat penting bagi ibu dan bayi, dimana hal ini akan bermanfaat bagi tumbuh kembang bayi.
Akan tetapi, ibu yang depresi akan merasa sulit menjalin ikatan dengan bayi karena perubahan suasana hati yang begitu signifikan.
4. Merasa tidak berharga atau bersalah
Ibu dengan depresi pascapersalinan sering kali menganggap dirinya tidak mampu menjadi ibu yang baik bagi buah hati.
Baca Juga: Puan Talks: Mengenal Perbedaan Postpartum Depression dan Baby Blues
Selain itu, depresi membuat seorang ibu merasa sangat cemas di sekitar bayi dan takut ditinggal sendirian dengan buah hati.
5. Pikiran menyakiti diri sendiri atau bayi
Poin kelima ini harus menjadi perhatian khusus bagi semua pihak termasuk ibu, ayah, atau pengasuh yang merawat bayi.
Pasalnya, depresi pascapersalinan dapat menciptakan pikiran menyakiti fisik diri sendiri atau pun bayi.
6. Emosi tidak stabil
Depresi membuat mental kewalahan sehingga emosi menjadi tidak stabil dan kesulitan berkonsentrasi.
Alhasil, banyak ibu dengan depresi pascapersalinan mengalami ledakan kemarahan yang berlebihan.
Waspadai jika tanda-tanda tersebut berlangsung lebih dari dua minggu berturut-turut dan berdampak negatif pada aktivitas sehari.
Segera berkonsultasi dengan spesialis kesehatan mental, psikiater atau psikolog, untuk membantu mengatasi gejalanya.
Mendapatkan bantuan lebih awal mengarah pada pemulihan lebih cepat dan mengelola gejala dengan lebih baik.
Baca Juga: Paparan Bahan Kimia Selama Kehamilan Tingkatkan Risiko Depresi Pascapersalinan
(*)