Ramai Dibicarakan, Apa Itu Aset Kripto Terra Luna Coin dan Mengapa Harganya Bisa Anjlok?

Ardela Nabila - Sabtu, 14 Mei 2022
Mengenal apa itu Terra Luna Coin.
Mengenal apa itu Terra Luna Coin. CoinDesk/Kompas.com

Parapuan.co - Beberapa waktu belakangan ini, aset kripto Terra (LUNA) tengah hangat dibicarakan di industri kripto dunia.

Bagaimana tidak, harga token Luna dilaporkan anjlok atau turun drastis mencapai lebih dari 90 persen hanya dalam waktu sepekan terakhir.

Melansir Kompas.com, per Jumat (13/5/2022) pagi, harga token Luna berdasarkan data di laman CoinMarketCap ialah sebesar 0,005990 dolar AS atau Rp87 per keping koin!

Padahal belum lama ini, tepatnya pada April 2022, Terra Luna pernah mencapai harga tertingginya senilai 119 dolar AS atau Rp1,7 juta per keping.

Untuk diketahui, Terra pada dasarnya merupakan proyek jaringan blockchain yang didirikan oleh Daniel Shin dan Do Kwon pada tahun 2018 silam lewat perusahaan pengembang blockchain di Korea Selatan, yakni Terraform Labs.

Jaringan Terra memungkinkan pengembangan blockchain untuk membangun DApps dan blockchain khusus untuk berbagai kasus penggunaan, biasanya berfokus pada DeFi (decentralized finance), proyek non-fungible token (NFT), serta aplikasi Web 3.0.

Jaringan Terra sendiri bekerja dengan sistem algoritma Delegated Proof of Stake (DPoS), yaitu konsensus aset kripto yang memungkinkan pengguna menambah atau memvalidasi transaksi aset kripto berdasarkan jumlah koin yang dimiliki.

Tak hanya berdiri sendiri, jaringan Terra juga terhubung dengan jaringan blockchain utama lainnya, misalnya saja Ethereum, Binance Smart Chain, dan Harmony.

Lantas, apa yang menyebabkan harga aset kripto Terra Luna menurun sangat drastis?

Baca Juga: Ini Alasan Investasi Saham dan Aset Kripto Tak Selamanya Menguntungkan

Hubungan mutual UST dan Luna

Sebelum mengetahui penyebab anjlok, Kawan Puan perlu memahami terlebih dahulu hubungan mutual UST dengan Luna.

Harga Terra USD (UST) sebagai stablecoin dipatok 1:1 pada aset cadangan seperti dolar AS ataupun emas untuk meyakinkan investor bahwa harganya akan tetap berkisar di satu dolar AS.

Artinya, ketika mengalami penurunan, harga satu UST akan dijaga agar tidak jatuh di bawah satu dolar AS atau setara dengan Rp14.651.

Walaupun berbeda, keduanya tidak dapat dipisahkan karena saling berkaitan atau berhubungan mutual, sehingga bisa dimanfaatkan oleh investor untuk melindungi nilai asetnya apabila salah satu harga aset (UST/Luna) turun.

Investor dalam sistem jaringan Terra pun bisa menukar token Terra Luna ke stablecoin UST dan sebaliknya, dengan jaminan harga satu dolar AS seperti yang ditetapkan.

Dikutip dari NationalWorld melalui Kompas.com, pertukaran keduanya memiliki konsep, di mana satu stablecoin TerraUSD akan selalu bernilai sama dengan token Luna senilai satu dolar AS.

Sedangkan satu token Luna akan selalu bernilai sama dengan stablecoin TerraUSD senilai satu dolar AS.

Sebagai contoh, ketika harga UST meningkat di atas satu dolar AS, maka pemilik token Terra Luna bisa menukarkan token tersebut untuk mendapatkan keuntungan.

Baca Juga: Apa Itu Koin dan Token dalam Mata Uang Kripto? Ini Perbedaannya!

Sebaliknya, apabila harga UST anjlok hingga ke bawah satu dolar AS, investor bisa menukarkan UST ke token Luna apabila harganya naik, dengan rasio 1:1.

Penyebab anjloknya harga Luna

Anjloknya harga token Luna dalam sepekan terakhir sebenarnya disebabkan oleh harga stablecoin TerraUSD (UST) yang terus mengalami penurunan di bawah satu dolar AS.

Akibatnya, banyak investor yang kemudian menukarkan stablecoin UST ke token Luna, yang menyebabkan ketersedian token menjadi membludak, sehingga harganya pun anjlok.

Menurut CEO Tokocrypto, Pang Xue Kai, menjelaskan kepada Kompas.com, hubungan mutual keduanya membuat setiap satu UST yang diterbitkan, akan ada token Luna yang dihancurkan, hal ini berlaku sebaliknya.

“Konsepnya, ketika UST mint (diterbitkan), ada Luna yang di-burn (dihancurkan). Sedangkan bila ada UST yang dihancurkan, maka akan ada Luna yang diterbitkan,” terangnya.

Ketersediaan aset kripto yang semakin banyak itu bisa menyebabkan harga justru menjadi semakin rencah.

Walhasil, kata Kai, harga token Luna akan terus anjlok hingga UST bisa stabil ke harga satu dolar AS lagi.

Baca Juga: Bisa Dipakai Beli NFT, Ini 3 Uang Kripto Paling Profit untuk Investasi

“Jadi jika Luna Foundation Guard, bendaharanya Terraform Labs, mau kembalikan nilai UST di satu dolar AS, mau tidak mau dia mesti burn UST yang supply-nya berlimpah. Efeknya ketersediaan token Luna semakin banyak,” ungkapnya.

Akibat penurunan harga yang drastis tersebut, berbagai platform pertukaran mata uang kripto pun telah menghentikan perdagangan token Luna dan stablecoin TerraUSD (UST).

(*)



REKOMENDASI HARI INI

6 Bahan Alami untuk Membantu Mengatasi Masalah Biang Keringat