Orang-orang Stoa di masa Kekaisaran Romawi, Seneca dan Epictetus, menekankan doktrin bahwa orang bijak benar-benar kebal terhadap kemalangan dan bahwa kebajikan cukup untuk kebahagiaan.
Etika Stoic mencapai kemungkinan tertentu dalam konteks teori fisik dan psikologi mereka, dan dalam kerangka teori etika Yunani seperti yang diturunkan kepada mereka dari Plato dan Aristoteles.
Tampaknya mereka sangat menyadari sifat pandangan filosofis mereka yang saling bergantung satu sama lain, menyamakan filsafat itu sendiri dengan binatang hidup di mana logika adalah tulang dan urat, etika dan fisika, daging dan jiwa masing-masing.
Pandangan mereka dalam logika dan fisika tidak kalah khas dan menarik dibandingkan dengan etika itu sendiri.
Oleh karena itu, banyak filsuf stoik yang menekankan bahwa "Kehidupan yang baik adalah ketika kita tidak membiarkan hal buruk yang telah terjadi kepada kita untuk memengaruhi diri kita."
Mengutip dari National Geographic, ada beberapa prinsip stoik yang sangat membantu dalam mengurangi kecemasan dan stres.
Kawan Puan bisa menjadi lebih produktivitas dan kebahagiaan dapat berkembang tanpa adanya gangguan tersebut.
Sebagian besar ide Stoik berpusat pada fakta bahwa pikiranmu mengendalikan persepsi tentang peristiwa, dan persepsi tentang peristiwa mengatur apakah responsmu akan konstruktif.
Baca Juga: Merasa Lelah Sepanjang Hari? Psikiater Sarankan Lakukan 5 Hal Ini