Sebelumnya, ada beberapa pihak yang menyarankan jumlah cuti tiga hingga lima hari akan ditawarkan kepada mereka yang mengalami nyeri haid yang parah.
Tetapi pemerintah mengumumkan tidak akan ada batasan jumlah hari yang dapat diambil seorang pekerja perempuan.
Dalam aturan yang disepakati, perempuan perlu mendapatkan surat dokter dengan cuti dibayar oleh sistem jaminan sosial negara itu sejak hari pertama.
Menteri Kesetaraan Spanyol, Irene Montero, seorang feminis vokal di pemerintahan sayap kiri, mengatakan ini adalah perubahan.
Bagi Irene, sudah waktunya bagi lembaga pemerintah untuk membuang tabu dan stigma soal tubuh perempuan.
"Hari-hari (perempuan) akan bekerja dalam kesakitan sudah berakhir," kata Irene Montero.
Namun, keputusan ini ternyata tidak disetujui oleh sejumlah petinggi pemerintahan dan serikat pekerja.
Hak cuti haid tanpa batas ini dikhawatirkan dapat menjadi bumerang dan menstigmatisasi perempuan di tempat kerja.
Di Asia, cuti menstruasi saat ini sudah berlaku di sejumlah negara termasuk Jepang, Taiwan, Korea Selatan, dan Indonesia.
Baca Juga: Mengenal Aturan Cuti Pekerja Perempuan di RUU Ketahanan Keluarga