Parapuan.co - Tak sedikit orang yang menganggap kalau depresi itu hanya penyakit orang dewasa.
Padahal penting untuk diketahui juga bahwa masalah kesehatan mental ini juga dapat dialami oleh anak-anak dan remaja.
Sayangnya, banyak anak yang mengalami depresi itu tidak ditangani dengan baik, dikarenakan orang dewasa tidak menyadari adanya kondisi ini.
Oleh sebab itu, penting bagi orang tua, guru, maupun orang dewasa lainnya untuk belajar tentang depresi pada masa kanak-kanak.
Sebab, di saat orang yang lebih dewasa memahami apa yang terjadi pada masa kanak-kanak, maka mereka dapat membantu mengatasi gangguan kesehatan mental ini.
Dilansir dari Very Well Mind, depresi pada anak-anak dan remaja sering kali muncul secara berbeda daripada orang dewasa.
Iritabilitas dan/atau kemarahan adalah tanda-tanda depresi yang lebih umum pada anak-anak dan remaja.
Selain itu, anak kecil sering kali kesulitan menjelaskan perasaan mereka, sementara remaja mungkin berusaha menyembunyikan rasa sakit emosional mereka karena takut akan penilaian dari orang lain.
Dikarenakan perilaku bervariasi itu normal terjadi pada masa tumbuh kembang buah hati, alhasil memang sulit memahami jika anak itu mengalami depresi atau tidak.
Baca Juga: 7 Tanda Stres yang Tidak Disadari, Salah Satunya Alis Berkerut
American Academy of Child and Adolescent Psychiatry memberitahukan berbagai tanda-tanda umum depresi pada anak-anak dan remaja berlangsung lebih dari dua minggu yang wajib dipahami orang dewasa, yakni:
- Perubahan nafsu makan atau berat badan.
- Merasa atau tampak tertekan, sedih, menangis, atau mudah tersinggung.
- Kelelahan atau kekurangan energi yang dirasakan.
- Merasa bersalah atau malu.
- Lebih sulit berkonsentrasi.
- Kehilangan minat atau kesenangan dalam aktivitas yang sebelumnya dinikmati.
- Perlambatan atau agitasi psikomotor.
- Pikiran berulang tentang bunuh diri dan/atau kematian.
Baca Juga: Mengenal Trikotilomania, Kebiasaan Mencabut Rambut Tanpa Sadar
- Gangguan tidur (insomnia atau hipersomnia) hampir setiap hari.
Selain berbagai tanda di atas, anak juga bisa jadi mengalami gejala atau keluhan fisik, di antaranya:
- Sakit perut
- Sakit kepala
- Penggunaan narkoba
- Prestasi sekolah yang buruk
Kawan Puan, jika kamu merasa buah hatimu menunjukkan berbagai tanda-tanda depresi, maka segeralah untuk membuat janji dengan profesional di bidang kesehatan mental, layaknya psikolog atau psikiater.
Biasanya, sebelum sampai pada diagnosis, anak harus menjalani evaluasi fisik dan medis yang komprehensif.
Kedua evaluasi tersebut akan mengenyampingkan kondisi medis mendasar yang dapat berkontribusi pada gejala yang terlihat.
Misalnya, masalah tiroid, anemia, dan kekurangan vitamin semuanya dapat meniru gejala depresi.
Meskipun tidak ada tes khusus untuk depresi, dokter mungkin menggunakan satu atau beberapa penilaian psikologis untuk mengevaluasi lebih lanjut jenis dan tingkat keparahan depresi yang dialami anak.
Seandainya anak memang mengalami depresi, maka harus segera mendapat perawatan demi menjaga kesehatan mental. (*)
Baca Juga: Puan Talks: Psikolog Klinis Ungkap Dampak Mental dan Fisik Akibat Memendam Masalah Sendiri