Hipertermia terjadi ketika tubuh menyerap lebih banyak panas daripada yang dilepaskan.
Keringat adalah mekanisme pendinginan alami tubuh, tetapi terkadang berkeringat tidak cukup untuk menjaga tubuh pada suhu normal. Ketika ini terjadi, suhu tubuh bisa naik.
Aktivitas fisik dalam cuaca yang sangat panas dan lembab adalah penyebab paling umum dari hipertermia.
Gejala Hipertermia
Terdapat beberapa jenis hipertermia dengan berbagai gejala yang berbeda. Namun, umumnya hipertermia ditandai dengan suhu tubuh yang terlalu panas.
Tahap hipertermia yang paling serius adalah heat stroke. Ini bisa berakibat fatal. Penyakit terkait panas lainnya dapat menyebabkan stroke panas jika tidak diobati secara efektif dan cepat.
Heat stroke dapat terjadi ketika suhu tubuhmu mencapai di atas 104°F (40°C). Pingsan sering kali merupakan tanda pertama.
Tanda dan gejala lain termasuk:
- sifat lekas marah
- kebingungan
- masalah koordinasi
- kulit memerah
- keringat berkurang
- nadi lemah atau cepat
Ketika tanda-tanda ini mulai muncul, kamu harus:
- Cobalah untuk pergi ke lokasi yang sejuk, sebaiknya yang ber-AC.
- Minum air atau minuman olahraga yang mengandung elektrolit.
- Mandi air dingin atau pancuran untuk membantu mempercepat pemulihan.
- Tempatkan kantong es di bawah lengan dan di sekitar area selangkangan, atau di area lipatan.
Jika gejala tidak membaik ketika mencoba pendinginan dan rehidrasi, atau kamu melihat seseorang yang tampaknya mengalami serangan panas, segera hubungi layanan darurat setempat.
Baca Juga: 5 Tips Melindungi Anak dari Cuaca Panas Ekstrem, Kuncinya Banyak Minum Air Putih
(*)