Parapuan.co - Pada dasarnya, setiap orang akan kehilangan 100 helai rambut per hari, sehingga sangat wajar jika kita mengalami kerontokan rambut.
Namun, kerontokan rambut dinilai tidak wajar jika lebih dari 100 helai per hari.
Di sisi lain, terdapat data yang mengungkapkan bahwa sekitar 85 persen laki-laki dan 55 persen perempuan di seluruh dunia mengalami berbagai macam kerontokan rambut, dikutip dari Wimpole Clinic.
Hal tersebut menunjukkan, laki-laki lebih rentan mengalami kerontokan bahkan kebotakan.
Adapun salah satu cara untuk mengatasi masalah garis rambut yang mundur, menipis hingga botak adalah dengan melakukan transplantasi rambut.
Lantas, seperti apa sebenarnya metode transplantasi rambut mulai dari proses hingga biayanya?
Apa itu transplantasi rambut?
Transplantasi rambut merupakan tindakan medis berupa menanam rambut dengan memasukan akar rambut bagian belakang pada area kulit kepala yang telah botak.
Praktik transplantasi rambut ini pun sudah lama dilakukan dan memiliki beragam metode.
Baca Juga: Mengenal French Glossing, Servis Pewarnaan Rambut Beruban dengan Gaya Lebih Fashionable
Masing-masing metode transplantasi akan memberikan hasil yang berbeda.
Salah satu metode terbaru yang kini banyak dilakukan dan tersedia di Indonesia adalah Direct Hair Implantation (DHI).
Dalam acara Press Conference bertema dr. Farmanina, Mbio (AAM): Ahli Transplantasi Rambut Kelas Dunia dari Indonesia, dijelaskan tentang seluk beluk transplantasi rambut.
"Di seluruh dunia, metode DHI merupakan metode terbaik dengan tingkat keberhasilan paling tinggi dan telah digunakan selama puluhan tahun," ujar dr. Cintawati Farmanina, Mbio (AAM), seorang ahli transplantasi rambut saat ditemui PARAPUAN di Farmanina Aesthetic & Hair Clinic, Tebet, Jakarta pada Selasa (24/5/2022).
Ia juga menyampaikan bahwa tingkat keberhasilan dari metode transplantasi rambut tersebut mencapai 97 persen, sehingga dapat dikatakan nyaris selalu berhasil.
Tak hanya itu, hasil dari transplantasi rambut dengan metode tersebut juga akan terlihat begitu natural dan tak meninggalkan bekas luka apapun.
Oleh karena itu, tindakan transplantasi rambut harus dilakukan oleh dokter dengan keahlian khusus, berpengalaman, dan sertifikasi khusus transplantasi rambut.
Pasalnya, jika dilakukan dengan cara asal-asalan, cangkok rambut bisa memicu efek samping seperti menyebabkan luka yang permanen di area kepala.
Baca Juga: Ini Pentingnya Jaga Kesehatan Kulit Kepala dengan Serum untuk Rambut yang Kuat
Bisakah menggunakan rambut orang lain?
Dokter yang akrab disapa Nina tersebut menyampaikan bahwa rambut yang ditanam dalam proses transplantasi rambut harus menggunakan rambut pasien sendiri.
"Kalau rambut orang lain tidak disarankan karena tubuh akan melawan rambut yang ditanam, itu tidak akan berhasil sama sekali. Jadi harus rambut sendiri. Kalau sudah gak ada rambut juga, ya sudah gak bisa," jelasnya.
Selanjutnya, untuk prosesnya akan mencabut akar rambut pada area belakang yang sudah ditentukan melalui pemeriksaan.
Dalam kesempatan tersebut, dr. Farmanina juga menjelaskan bahwa pengambilan rambut pada area belakang itu juga hanya boleh 30 persen dari total rambut yang ada.
"Batasnya pertumbuhan rambut minimal per 1cm persegi ada 110 rambut. Itu pun hanya boleh diambil 30 persennya saja," ujar dokter Nina.
Tak perlu khawatir, rambut pada area belakang yang diambil nantinya akan kembali tumbuh atau tertutup dengan rambut lainnya, sehingga tidak akan terlihat botak.
Berapa biaya transplantasi rambut?
Ia juga mengungkapkan bahwa biaya transplantasi rambut di Indonesia rata-rata sekitar Rp20 juta ke atas, tergantung dari jumlah rambut yang akan ditanamkan.
Dengan kata lain, semakin banyak rambut yang ditanamkan atau dipindahkan, maka semakin mahal juga biaya yang harus dibayarkan.
"Range harga itu 20 (juta) ke atas ya, tergantung jumlahnya rambut yang akan ditanamkan. Jadi, rambut itu ceritanya dengan densitas, jadi semakin rapat, semakin bagus (indah) kelihatannya," pungkasnya.(*)
Baca Juga: 6 Produk Perawatan Rambut Esensial yang Harus Dimiliki Perempuan, Sudah Punya?