3 Perusahaan Startup Ini PHK Massal Karyawannya dalam Sepekan, Kenapa?

Ardela Nabila - Sabtu, 28 Mei 2022
Perusahaan startup PHK karyawan.
Perusahaan startup PHK karyawan. PCH-Vector

Parapuan.co - Dalam sepekan ini, sejumlah perusahaan startup melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada banyak karyawannya.

Perusahaan startup yang dimaksud ialah e-commerce JD.ID, perusahaan teknologi LinkAja, dan perusahaan teknologi edukasi Zenius.

PHK massal yang dilakukan oleh ketiga perusahaan rintisan itu salah satunya disebabkan oleh kondisi makro ekonomi yang terguncang selama masa pandemi.

Adapun alasan lainnya lantaran perusahaan tengah melakukan penyesuaian terhadap fokus dan kebutuhan bisnis perusahaan.

Melansir Kompas.com, berikut ini rincian alasan yang melatarbelakangi fenomena PHK massal yang dilakukan oleh ketiga perusahaan startup yang tadi disebutkan.

1. JD.ID

Perusahaan startup e-commerce ini mengambil langkah untuk mem-PHK karyawannya karena adanya penyesuaian terhadap operasional bisnis.

Menurut Director of General Management JD.ID, Jenie Simon, perusahaannya tengah berupaya melakukan restrukturisasi sebagai salah satu bentuk penyesuaian.

“JD.ID juga melakukan pengambilan keputusan seperti tindakan restrukturisasi yang mana di dalamnya terdapat juga pengurangan dengan jumlah karyawan.” jelasnya dalam keterangannya kepada Kompas.com, dikutip Sabtu (28/5/2022).

Baca Juga: Ini Cara Klaim JKP BPJS Ketenagakerjaan untuk Pekerja yang Terkena PHK

Meskipun begitu, Jenie menjelaskan bahwa karyawan yang terkena PHK tetap akan mendapatkan hak berdasarkan ketentuan yang berlaku.

“JD.ID akan patuh dan tunduk terhadap regulasi ketenagakerjaan sesuai dengan peraturan pemerintah dan akan memperlakukan dan memberikan hak karyawan, sebagaimana diatur dalam regulasi tersebut,” imbuhnya.

2. Zenius

Selanjutnya ada Zenius, yang pekan ini juga menjadi sorotan karena melakukan PHK hingga 25 persen atau lebih dari 200 karyawan.

Manajemen Zenius mengungkapkan bahwa PHK massal ini dilakukan karena perusahaan tengah mengalami kondisi makro ekonomi terburuk dalam beberapa dekade terakhir.

“Mengenai pengurangan karyawan, saat ini kita sedang mengalami kondisi makro ekonomi terburuk dalam beberapa dekade terakhir,” kata manajemen.

Oleh sebab itu, agar dapat beradaptasi dengan kondisi saat ini, Zenius mengumumkan bahwa lebih dari 200 karyawan harus meninggalkan Zenius.

Keputusan besar tersebut diambil Zenius setelah pihak perusahaan melakukan evaluasi dan peninjauan ulang yang komprehensif.

Manajemen Zenius kemudian menjelaskan, karyawan yang terkena PHK tetap akan mendapatkan pesangon sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Baca Juga: Apa Itu Jaminan Kehilangan Pekerjaan? Ini 3 Manfaat JKP saat Alami PHK

Selain itu, pihaknya akan memperpanjang layanan konseling kesehatan dengan konsultan pihak ketiga sampai 30 September 2022 mendatang.

“Zenius memahami bahwa ini adalah masa yang sulit bagi karyawan yang terdampak, sehingga perusahaan akan melanjutkan manfaat asuransi kesehatan mereka hingga 30 September 2022, termasuk anggota keluarga mereka,” jelasnya.

Tak hanya itu saja, perusahaan startup di bidang teknologi edukasi ini juga membantu para karyawannya untuk mendapatkan peluang baru dengan membagikan data pribadi kepada perusahaan atau institusi atas persetujuan karyawan.

“Selama proses transisi, kami berkomitmen untuk memastikan bahwa semua hak dan dukungan yang dibutuhkan karyawan terdampak memenuhi sebagaimana mestinya,” tambah manajemen Zenius.

3. LinkAja

PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) atau LinkAja, menjadi perusahaan lainnya yang melakukan pemutusan hubungan kerja karyawannya pekan ini.

Head of Corporate Secretary Group LinkAja, Reka Sadewo, menjelaskan bahwa kebijakan ini diambil karena perusahaan ingin melakukan reorganisasi sumber daya manusia (SDM).

Penyesuaian organisasi SDM tersebut dilakukan untuk memastikan pertumbuhan perusahaan yang sehat, positif, dan optimal.

Baca Juga: Simak, Ini Waktu Terbaik Cari Pekerjaan Baru Usai PHK dan Persiapannya

“Menjawab tantangan ini memang akan ada beberapa perubahan signifikan yang akan dilakukan LinkAja, terutama berkaitan dengan fokus dan tujuan bisnis perusahaan, salah satunya adalah dengan reorganisasi SDM,” terang Reka kepada Kompas.com.

Keputusan untuk penyesuaian tersebut diambil setelah melakukan pertimbangan matang, terkait kepentingan seluruh stakeholder perusahaan, tak terkecuali karyawan.

Seperti JD.ID dan Zenius, LinkAja juga akan mengikuti dan mematuhi aturan serta regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah.

“Perusahaan juga semaksimal mungkin memberikan berbagai dukungan untuk dapat melewati masa transisi,” tambahnya.

(*)



REKOMENDASI HARI INI

Komnas Perempuan Buka Lowongan Kerja Staf Unit Pengaduan, Ini Syaratnya