Ia juga menyampaikan jika penyesuaian organisasi SDM ini dilakukan atas dasar relevansi fungsi SDM terhadap kebutuhan dan fokus bisnis perusahaan saat ini.
Selain itu, Reka juga mengatakan, penyesuaian yang dilakukan tentunya mempertimbangkan dengan matang kepentingan seluruh stakeholder perusahaan, termasuk para karyawan.
Perencanaan PHK ini juga akan mengikuti dan mematuhi aturan dan regulasi dari pemerintah dan mematuhi prinsip-prinsip Good Corporate Governance.
"Perusahaan juga semaksimal mungkin memberikan berbagai dukungan untuk dapat melewati masa transisi," kata Reka.
Reka juga menambahkan, dari sisi operasional bisnis, perusahaan memastikan bisnis operasional tetap berjalan seperti biasa.
2) Zenius
Selain LinkAja, perusahaan startup yang berfokus di bidang edukasi Zenius juga melakukan PHK karyawan hingga 25 persen atau lebih dari 200 karyawan.
Hal tersebut dibenarkan oleh manajemen Zenius yang mengatakan, PHK dilakukan karena perusahaan sedang mengalami kondisi makro ekonomi terburuk dalam beberapa dekade terakhir.
"Mengenai pengurangan karyawan, saat ini kita sedang mengalami kondisi makro ekonomi terburuk dalam beberapa dekade terakhir," ujar pihak manajemen dilansir dari Kompas.com, pada Jumat (5/6/2022).
Baca juga: Grab Buka Lowongan Kerja Startup di Tengah Ramainya PHK, Simak Posisinya!