Parapuan.co - Saat mendengar industri teknologi, mungkin kamu akan terbayang dengan lingkungan kerja yang didominasi oleh laki-laki.
Bahkan menurut hasil riset Boston Consulting Group, perempuan hanya mencakup 22 persen dari tenaga kerja dalam sektor teknologi Indonesia, yang mana angka tersebut lebih rendah daripada persentase untuk Asia Tenggara, yaitu 32 persen.
Maka dari itu, dibutuhkan lebih banyak sosok perempuan yang dapat memberikan inspirasi dan merepresentasikan peran perempuan di industri teknologi.
Dian Wanni merupakan salah satu sosok perempuan yang beberapa tahun belakangan ini berkecimpung di industri teknologi sebagai Country HR Operations di HP Indonesia.
Sebelumnya, Dian sendiri pernah bekerja sebagai HR Executive untuk Kuoni Group dan HRIS Specialist untuk Carrefour.
Sebagai HR, Dian memiliki keinginan untuk terus berupaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang dapat memfasilitasi karyawan, khususnya untuk para perempuan agar bisa membangun kepercayaan dirinya.
Kepada PARAPUAN, perempuan yang juga merupakan seorang ibu itu mengatakan bahwa passion-nya tumbuh karena selama perjalanan kariernya di dunia HR, ia sering melihat karyawan perempuan yang kurang percaya diri.
“Berangkat dari situ, saya merasa bahwa memang perempuan itu harus empower perempuan yang lain, memberikan dorongan dan motivasi bahwa sebenarnya perempuan itu memiliki kemampuan yang sama seperti laki-laki,” ujar Dian belum lama ini.
Bekerja selama lebih dari 10 tahun sebagai HR, Dian percaya bahwa perempuan pun bisa menduduki posisi sebagai pemimpin, manajer, atau bahkan tingkat eksekutif.
Baca Juga: Gapai Mimpi, 3 Perempuan Ini Berhasil Jadi Engineer di Perusahaan Teknologi
Di tempat kerjanya saat ini, yakni HP Indonesia, Dian Wanni pun turut berkontribusi terhadap program yang mendukung para karyawan perempuan.
Berawal dari sebuah komunitas bernama Hey Mama yang diperuntukkan bagi para working-mom untuk saling berbagi pengalaman, kemudian komunitas tersebut berkembang untuk mendukung perempuan lainnya di lingkungan kerja.
“Kalau di HP Indonesia itu ada yang namanya Business Impact Network, di dalamnya itu ada salah satunya WIN atau Women Impact Network. Jadi dari Hey Mama ini akhirnya kita transform ke WIN, bukan hanya sekadar sharing knowledge, tapi audiensnya kita perluas, yaitu semua women workforce yang ada di company,” ujarnya.
Lewat WIN, HP Indonesia menghadirkan berbagai acara yang menghadirkan berbagai pakar guna membantu karyawan perempuan dalam mengenali potensinya.
Tantangan dalam menjalani peran ganda
Seperti kebanyakan perempuan pekerja yang juga merupakan seorang ibu, Dian Wanni pun tak lepas dari berbagai tantangan dalam menjalani peran ganda.
Menurut alumnus Universitas Kristen Indonesia (UKI) itu, manajemen waktu merupakan salah satu tantangan terbesar yang dihadapinya, terlebih selama masa pandemi di mana diberlakukan work from home.
“Tantangannya paling kalau misalnya lagi meeting, harus fokus tapi ada saja dari anak-anak yang minta ini-itu. Tapi kita juga kasih guidance ke mereka, sebelum ke saya, harus mencoba melakukan sendiri,” cerita Dian.
Dalam mengatasi tantangan tersebut, menurutnya penting untuk terbuka dan mengkomunikasikan kesulitan yang dialaminya ke atasan.
Baca Juga: Cerita Priyanka Anand Berkarier Sebagai Human Resource di Industri Teknologi
Beruntung, lingkungan kerjanya yang suportif membuat Dian dapat menjalani peran gandanya dengan lebih ringan.
“Jadi saya membuat circumstances bahwa mereka bisa memahami kondisi saya seperti ini. Dan untungnya, support system saya, kolega saya, even manajer saya pun enggak ada isu mengenai itu,” ujarnya lagi.
Kendati demikian, beriringan dengan keringanan yang diberikan oleh perusahaan, ia juga harus bisa membuktikan bahwa dapat menghasilkan pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan.
“Komunikasi di tempat kerja, memberikan awareness di tempat kerja, tapi juga harus dibarengi dengan pembuktian bahwa dengan situasi yang seperti itu kita juga bisa menyelesaikan pekerjaan dengan baik,” imbuh Dian menegaskan.
Terus berupaya untuk berkembang
Lebih dari 10 tahun perjalanan kariernya, Dian Wanni juga pernah berada di posisi di mana ia merasa jenuh karena tidak adanya kesempatan untuk berkembang.
Perempuan yang memiliki passion untuk mendorong inisiatif dari perempuan untuk perempuan itu ingin terus bisa berkembang dalam kariernya.
“Saya pernah merasa tidak ada kesempatan untuk grow. Tapi, ya, karena saya maunya ada next level-nya, kalau saya di sini enggak diberi kesempatan, maka I have to find something else di luar sana,” ujar Dian.
Baca Juga: Cerita Florencia Eka Hadapi Titik Terendah dalam Perjalanan Karier hingga Temukan Titik Baliknya
Ia kemudian melanjutkan, “Dari situ saya sadar bahwa kesempatannya mungkin bukan di sini. Itu hal yang membuat saya berpikir untuk mencari tempat lain yang bisa membantu saya untuk grow, enggak hanya menjadi staf saja, tapi bisa next level.”
Ke depannya, Dian berharap ia bisa terus memiliki kesempatan untuk mengembangkan kariernya ke tingkat yang lebih tinggi lagi.
Lebih dari itu, Dian berharap stigma bahwa perempuan tidak memiliki kesempatan yang sama di industri teknologi dapat tergantikan dengan perspektif bahwa siapapun bisa berkembang di sektor tersebut.
“Sehingga bukan gender-based lagi, tapi bisa untuk semua orang. Jadi semakin banyak perempuan yang bisa bergabung di industri ini,” tutup Dian.
Wah, semoga sosok Dian Wanni bisa memberikan inspirasi bagi Kawan Puan yang tertarik untuk bekerja di industri teknologi.
Lewat pengalaman yang dibagikannya, dapat terlihat bahwa sektor teknologi yang kerap dianggap didominasi oleh laki-laki pun, ternyata memiliki lingkungan yang ramah terhadap perempuan. (*)