Dituduh Jual Tas KW, Ini Kronologi Louis Vuitton Dituntut Pelanggannya

Ratu Monita - Rabu, 1 Juni 2022
Store Louis Vuitton.
Store Louis Vuitton. Louis Vuitton

Parapuan.co - Belakangan, nama rumah mode asal Prancis, Louis Vuitton (LV) tengah menjadi sorotan publik. 

Brand yang dikenal dengan koleksi super mewah ini kini sedang dibuat pusing.

Dilansir dari laman Kompas.com, salah satu butik LV di Changsha, China dituduh menjual tas palsu alias KW oleh pelanggannya.

Akibat dari sangkaan tersebut, LV pun digugat oleh pelanggan yang merasa dirugikan ke pengadilan distrik Furong di Changsa, Provinsi Henan.

Dalam kasus tersebut, LV dituntut untuk mengganti uang sebesar 3.350 dolar AS atau setara Rp 48 juta sesuai dengan harga tas yang disebut sebagai barang KW oleh pelanggan.

Selain itu, penggugat juga melayangkan tuntutan tambahan kepada brand yang telah berdiri sejak 1854 tersebut untuk memberikan kompensasi.

Tak tanggung-tanggung, penggugat menginginkan kompensasi dari LV sebesar 10.050 dolar atau senilai Rp 146 juta.

Menghadapi tuntutan tersebut, pihak Louis Vuitton pun bersikeras bahwa mereka tidak bersalah dengan memberikan bantahan atas tuduhan yang dilayangkan pelanggannya.

LV juga menegaskan bahwa tidak mungkin ada butik resmi miliknya yang menjual produk palsu, serta menolak mengakui tas yang diduga KW tersebut.

Baca Juga: Ramaikan Menswear Collection, Ini Penampilan Terbaru BTS untuk Louis Vuitton

Di sisi lain, dalam sidang putusan, LV sebagai pihak tergugat tidak menyerahkan bukti untuk meyakinkan bahwa sang penggugat merupakan bagian sindikat pemerasan profesional.

Sementara, sang pelanggan dapat menyerahkan tanda terima belanja dan bukti pembayaran atas tas diduga KW yang dibelinya.

Kronologi

Kasus tuduhan atas penjualan tas KW ini diawali ketika penggugat mendatangi butik LV di pusat perbelanjaan mewah, Changsha IFS.

Saat itu, ia membeli handbag Vauguard dan aksesoris kecil yang merogoh kocek senilai Rp 48 Juta pada September tahun lalu.

Setelah mendapatkan barang yang diinginkannya, penggugat pun mengautentikasi koleksi yang dibeli kepada pihak ketiga dan dinyatakan sebagai produk palsu.

Mengetahui hal tersebut, pelanggan lantas merasa dirugikan dan memperkarakan LV ke meja hijau.

Dugaan

Baca Juga: Jual Keffiyeh sebagai Fashion Item, Louis Vuitton Dituduh Apropriasi Budaya Palestina

Kasus yang dialami LV dan pelanggannya ini pun terus menjadi perbincangan publik hingga menimbulkan sejumlah spekulasi di media sosial.

Ada warganet yang menyebutkan bahwa butik LV tertipu oleh superfake dari pelanggan yang mengembalikan produk.

Dengan kata lain, tas asli ditukar dengan tas palsu yang sangat mirip oleh pelanggan saat mengembalikan produk.

Spekulasi ini menjadi dugaan yang paling masuk akal karena superfake punya tingkat kemiripan yang sangat tinggi dengan produk asli.

Ditambah, China merupakan surga dari barang-barang superfake.

Di sisi lain, ada juga warganet yang menuduh pihak ketiga sebagai autentikator bersama penggugat menukar tas asli LV dengan yang palsu.

Menariknya, ada pula dugaan beberapa warganet terhadap butik LV di Changsha yang sengaja melakukan penipuan.

Mungkin dugaan tersebut kurang bisa dipercaya, namun sebelumnya ada kasus pemalsuan di Guangzhou yang mengidikasikan kecurigaan ini.

Dalam kasus sebelumnya, ada sales yang membawa produk yang belum dijual kepada pemalsu.

Kemudian, produk KW pun akan dipasarkan bebarengan dengan yang asli.(*)

Baca Juga: Tas Branded Bisa Jadi Investasi, Berikut Tips Tepat Memulainya!

Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja