Parapuan.co - Hanbok, pakaian tradisional asal Korea, merupakan salah satu busana tradisional yang populer di dunia.
Pakaian tradisional ini biasanya dipakai oleh orang Korea untuk berbagai acara, misalnya saja acara pernikahan.
Namun, banyak juga idol asal Korea Selatan yang menampilkan hanbok di berbagai video musik lagunya. Hal inilah yang kemudian membuat hanbok kian populer.
Belum lama ini, aktris sekaligus penyanyi Maudy Ayunda juga terlihat mengenakan hanbok untuk pemotretan prewedding-nya dengan sang suami yang berasal dari Korea Selatan, Jesse Choi.
Sebagai pakaian tradisional, hanbok memiliki perjalanan yang panjang selama berabad-abad dalam kebudayaan Korea.
Melansir asiasociety.org, sejak zaman kuno, semenanjung Korea telah dipengaruhi oleh budaya Scythian, orang nomaden yang mendiami wilayah Scythia di Eurasia.
Pengaruh itulah yang membuat hanbok terdiri dari dua bagian terpisah, yakni atasan dan bawahan.
Bentuk dasar hanbok sejak dulu hingga saat ini sendiri tidak mengalami perubahan, namun desain dan strukturnya terus mengalami perubahan seiring dengan berubahnya kebudayaan hingga standar kecantikan.
Untuk diketahui, hanbok yang banyak dipakai oleh orang Korea saat ini mirip dengan hanbok yang populer di era pertengahan hingga akhir Dinasti Joseon, dengan atasan ketat dan bawahan yang lebih longgar.
Baca Juga: Detail Gaya Prewedding Maudy Ayunda, Tampil Manis saat Kenakan Hanbok
Dalam perkembangannya, China, Jepang, dan negara-negara lainnya yang berada di sekitar Korea turut memengaruhi evolusi hanbok.
Misalnya saja pada era Dinasti Joseon, di mana banyak orang Korea yang belajar ke luar negeri, maka hanbok saat itu dipengaruhi oleh elemen dari Dinasti Ming (1368-1644), sementara motif dan detail pakaiannya tetap mengambil gaya tradisional.
Pada era akhir Dinasti Goryeo, banyak pula orang Korea yang berkunjung ke Yuan China, sehingga tren hanbok saat itu dikenal sebagai goryeoyang, yang kemudian populer hingga awal era Dinasti Ming.
Di akhir abad ke-19, saat pelabuhan Korea mulai dibuka, pengaruh budaya Barat mulai masuk ke semenanjung Korea.
Modernisasi yang terjadi di akhir abad ke-19 hingga abad ke-21 ini sering disebut sebagai gaehwagi, di mana hanbok diciptakan untuk membedakan pakaian tradisional Korea dengan pakaian bergaya Barat.
Lebih dari itu, pada tahun 1894-1895 ketika terjadi Gabo Reform, overcoat yang biasa dipakai oleh kalangan kelas atas, mulai menjadi pakaian sehari-hari seluruh masyarakat.
Dalam hal warna, dikutip dari kccuk.org.uk, masyarakat kelas atas di Korea biasanya akan menunjukkan statusnya dengan mengenakan hanbok berwarna cerah.
Jika sebelumnya perempuan Korea memiliki mobilitas terbatas apabila dibandingkan dengan laki-laki, gaehwagi telah mendorong perubahan tersebut, sehingga di era ini terjadi penyederhanaan pada hanbok perempuan.
Baca Juga: 5 Gaya Karakter Perempuan Pakai Hanbok, Ada Kim Tae Ri di Mr. Sunshine
Sebelum modernisasi masuk, hanbok untuk perempuan dilengkapi dengan jangoat dan sseugaechima yang dipakai untuk menutupi wajah perempuan.
Namun seiring evolusinya, penutup wajah tersebut menghilang, kemudian jeogori atau jaket yang menutupi bagian dada dan rok yang lebih mengembang menjadi lebih populer.
Dengan perubahan tersebut perempuan pun lebih mudah beraktivitas dalam balutan hanbok.
Kini, popularitas hanbok semakin meningkat beriringan dengan adanya pengaruh dunia hiburan Korea.
Sudah banyak pula tersedia berbagai versi hanbok yang dapat dipakai sehari-hari, dengan motif dan bahan yang berbeda-beda, namun tetap dengan elemen embroidery khas Korea.
Bahkan dalam rangka mempromosikan pariwisata Korea, saat ini banyak sekali tempat wisata yang menyediakan kesempatan bagi para turis untuk mencoba langsung hanbok.
Secara keseluruhan, hanbok yang merupakan bagian dari fashion akan terus mengalami perubahan beriringan dengan perubahan tradisi dan budaya di Korea.
Namun, tentunya perubahan tersebut tidak boleh meninggalkan ciri khas hanbok itu sendiri.
Baca Juga: Cocok untuk Kondangan, Ini 5 Rekomendasi Hanbok Cantik di Shopee
(*)