Ahli Ungkap Bahaya Tren Skincare Viral di TikTok Face Taping, Apa Saja?

Ratu Monita - Selasa, 7 Juni 2022
Bahaya tren skincare viral di TikTok face taping.
Bahaya tren skincare viral di TikTok face taping. primipil

Parapuan.co - Seiring berjalannya waktu, tren skincare viral di TikTok semakin berkembang dan beragam. 

Mulai dari rekomendasi produk hingga sejumlah trik kecantikan yang sebagian dinilai tidak aman bagi kulit. 

Salah satu tips kecantikan yang jadi skincare viral di TikTok terbaru adalah face taping

Dalam video konten face taping yang ditonton lebih dari 4,4 juta kali tersebut menampilkan tips perawatan kulit menggunakan selotip.

Ringkasnya, tren ini menggambarkan cara perawatan kulit dengan menggunakan berbagai jenis selotip, mulai dari selotip biasa hingga selotip khusus kosmetik.

Penggunaan selotip dalam tren ini ditujukan untuk mengencangkan otot-otot di wajah. 

"Tujuannya adalah menggunakan selotip untuk mengencangkan otot-otot di wajah dan membatasi gerakannya untuk meminimalkan kerutan," kata ahli bedah plastik wajah bersertifikat Michael Somenek, MD, yang dikutip PARAPUAN dari PopSugar.

Dengan kata lain, tips perawatan kulit ini mengharuskan kita untuk tidur dalam keadaan selotip merekat di wajah.

Tren kecantikan yang cukup unik ini mengklaim bahwa cara tersebut dapat mencegah timbulnya kerutan atau menimbulkan ekspresi apapun selama tidur.

Baca Juga: Hati-Hati! Ini 5 Tren Skincare Viral di TikTok yang Harus Kamu Hindari

Terkait tren skincare viral di TikTok ini, ahli bedah plastik bersertifikat Norman Rowe, MD dan Dr. Somenek pun memberikan tanggapannya.

Menurut Dr. Norman Rowe, upaya mencegah timbulnya kerutan dengan metode face taping merupakan cara yang tidak realistis. 

Meskipun sejumlah pengguna di TikTok mengklaim bahwa metode tersebut efektif membantu membuat kulit jadi tampak lebih halus.

Namun, cara tersebut tetap tidak bisa dibenarkan, kecuali dibarengi dengan melakukan metode perawatan, seperti botoks yang benar-benar menghaluskan kulit. 

Lebih lanjut lagi, Dr. Norman Rowe menyampaikan bahwa tips kecantikan face taping justru dapat berisiko bagi kondisi kulit. 

"Jika menggunakan selotip yang sangat kuat, maka dapat berisiko pada lapisan atas kulit dan dapat menyebabkan lebih banyak kerusakan di bagian bawahnya," kata Dr. Norman Rowe.

Dr. Somenek menambahkan, "Cara ini dapat menyebabkan robekan pada skin barrier, dan trauma yang mengakibatkan pigmentasi kulit hingga berisiko terkena infeksi bakteri."

Walaupun menggunakan plester wajah dalam tips perawatan kulit tersebut, dampak bahayanya akan sama seperti menggunakan selotip biasa. 

Baca Juga: Intip Tren Skincare Viral di TikTok Ini! Buat Kulit Wajah Tampak Halus

"Baik plester wajah maupun selotip biasa, tetap tidak bisa memperbaiki masalah kerutan pada wajah," ujar Dr. Semenek.

Pasalnya, selotip dianggap terlalu kuat untuk dibiarkan begitu saja melekat pada wajah.

Alih-alih membuat kulit bebas kerutan, upaya ini justru berisiko menimbulkan iritasi, kemerahan, dan bahkan berjerawat jika dilakukan berlebihan, menurut Dr. Somenek.

Sementara jika ingin mencegah timbulnya kerutan, Dr. Rowe merekomendasikan untuk rutin menggunakan produk skincare yang sudah teruji dan terbukti secara ilmiah, misalnya saja sunscreen.

"Cara terbaik untuk meminimalisir garis-garis halus adalah dengan memakai tabir surya di atas SPF 30," katanya.

Selain itu, bisa juga dengan mulai menggunakan skincare dengan kandungan retinoid dalam rutinitas perawatan kulit pada malam hari.

Mengingat, kandungan retinoid telah terbukti ampuh meningkatkan regenerasi sel dan mengurangi munculnya garis-garis halus.

"Saya juga menyarankan perawatan botoks untuk membantu mencegah garis-garis halus," pungkas Dr Somenek.

Nah, itu dia penjelasan dokter ahli bedah plastik mengenai tren skincare viral di TikTok berupa face taping. Semoga dapat menambah pengetahuan Kawan Puan, ya.

Baca Juga: Sempat Memiliki Pengaruh Besar, Bagaimana Tren Skincare Korea saat Ini? Berikut Kata Pakar

(*)

Sumber: popsugar
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja