Parapuan.co - Pencinta pizza harus tahu kalau pizza Amerika dan Eropa itu berbeda.
Mengutip dari Kompas.com, pizza Eropa biasanya terdiri dari italian style dan calzone.
Sedangkan pizza Amerika yang dipasarkan umumnya yakni newyork style dan detroit.
Akan tetapi, perbedaan pizza Amerika dan Eropa tidak hanya terletak pada jenis atau pilihannya. Berikut ulasan selengkapnya tentang perbedaan pizza.
1. Ketebalan adonan
Menurut pemilik sekaligus juru masak My Pizza, Eril Farhan, membedakan pizza Amerika dan Eropa bisa dilihat dari ketebalan adonan, di mana pizza Eropa lebih tipis dari Amerika.
Kalau biasanya pizza berbentuk bulat, maka berbeda dengan detroit dari Amerika yang berbentuk persegi panjang.
"Kalau detroit itu lebih tebal, seperti roti bakar, perut bisa kenyang meskipun baru menyantap dua potong pizza," terang Eril.
Berbeda lagi dengan calzone dari Eropa, pizza ini bentuknya seperti pastel.
Baca Juga: Cukup Letakkan di Suhu Ruang, Catat Ini 3 Tips Menyimpan PIzza Sisa
Tentunya ukurannya pun tak seperti pastel biasa ya, karena lebih besar, bahkan disebut juga pastel jumbo Italia.
2. Metode pembuatan adonan
Perbedaan antara pizza Eropa dan Amerika juga dapat diketahui dari metode pembuatan adonannya.
Pizza khas Amerika berasal dari semua bahan seperti tepung protein tinggi, garam, ragi, dan air dicampur menjadi satu adonan utuh.
"Kalau Italian Pizza adonannya dibagi jadi dua bagian terpisah, yaitu adonan basah dan adonan kering," papar Eril.
Eril menjelaskan ketika membuat adonan pizza Italia dari satu kilogram tepung, setengah bagian tepung akan dicampur dengan ragi, air, dan garam.
Kemudian sisa tepung yang tersisa tadi dibiarkan terpisah sebagai adonan kering.
Selanjutnya adonan yang basah akan dibiarkan hingga mengembang semalaman di dalam chiller.
Baca Juga: Pemula Harus Tahu 2 Kesalahan Ini Bikin Pizza ala Italia Jadi Gagal
Setelah didiamkan, maka keesokan harinya kedua jenis adonan dicampur.
Tujuan pemisahan adonan pada pizza Italia ini untuk mendapatkan tekstur yang lebih empuk.
3. Durasi fermentasi
Eril juga mengungkap kalau semakin lama durasi fermentasi maka akan membuat tekstur adonan jadi lebih empuk.
"Kalau American style, waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan adonan yaitu minimal bisa empat hingga delapan jam," kata Eril.
Sementara itu, pizza Eropa butuh durasi fermentasi hingga semalaman.
4. Topping pizza
Memang penambahan topping itu sesuai dengan selera pembeli, tapi sebenarnya ada perbedaan mendasar dari pizza Eropa dan Amerika.
Perbedaannya sebenarnya tidak jauh karena mozzarella, saus tomat, dan daging tetap digunakan.
"Bedanya untuk New York style ada yang pakai daging ham dan nanas. Sedangkan orang Eropa benci pizza pakai nanas," papar Eril.
Ia menambahkan untuk pizza detroit itu ada penambahan red cheddar di bagian pinggirnya.
Red cheddar tersebut menghasilkan rasa gurih saat digigit.
"Enggak semua orang makan pizza sampai ke pinggirnya. Jadi, untuk mengurangi terbuangnya pizza, pada bagian pinggir dikasih red cheddar supaya terasa enak dan dimakan hingga habis," lanjut Eril.
Nah, dari ulasan di atas sebenarnya pizza Eropa dan Amerika itu mudah dibedakan dengan melihat bentuk luarnya saja, ya.
Terlepas dari perbedaan di atas, kira-kira Kawan Puan lebih suka pizza khas Eropa atau Amerika?
Baca Juga: Tak Hanya Bulat, Ini 4 Tipe Pizza yang Jarang Diketahui Orang Banyak
(*)