Kiat Bisnis dari UMKM Lokal yang Tembus Pasar Eropa Lewat Java In Paris

Arintha Widya - Jumat, 10 Juni 2022
Dian Nutri Justisia Shirokadt, pemilik Shiroshima yang produknya dipamerkan di Java in Paris.
Dian Nutri Justisia Shirokadt, pemilik Shiroshima yang produknya dipamerkan di Java in Paris. Dok. Shopee

Parapuan.co - UMKM lokal di Indonesia rupanya juga menghasilkan produk yang tidak kalah jika bersaing secara internasional.

Hal itu dibuktikan dengan keterlibatan beberapa UMKM lokal dalam program Java In Paris yang baru diresmikan 8 Juni 2022.

Program Java In Paris menampilkan berbagai produk terbaik karya anak bangsa di department store ternama di Paris bernama Le BHV Marais.

Berbagai karya anak negeri seperti fashion, kerajinan tangan, kesenian, hingga produk kreatif lokal lainnya tampil istimewa dan menarik para pembeli di kota mode dunia selama 1 bulan ke depan.

Di antara UMKM yang terlibat, ada merek batik asal Solo, Danar Hadi dan Shiroshima dari Yogyakarta yang melenggang ke Paris.

Selain itu, ada pula Janédan dengan model tas kekinian yang mengangkat nilai ramah lingkungan, yang termasuk ke dalam puluhan UMKM lokal yang lolos kurasi.

Di balik kesuksesan UMKM tersebut, ada banyak kisah inspiratif yang dapat menjadi inspirasi untuk mendorong UMKM lokal lain agar juga bisa naik kelas dan menembus pasar dunia.

Apa saja? Berikut kiat sukses UMKM lokal tembus pasar internasional lewat Java In Paris seperti dalam keterangan rilis yang diterima PARAPUAN!

1. Danar Hadi yang berinovasi bersama teknologi

Baca Juga: Kemenkop UKM Resmikan Program Dukung Percepatan UMKM Lokal Go Digital

Bagi pecinta batik atau yang pernah berkunjung ke Solo, Jawa Tengah, tentu tak asing dengan brand batik Danar Hadi.

Berbagai produk seperti pakaian batik atasan pria dan wanita, kain batik tulis dan cap serta aksesori lainnya kini dapat dilihat dan dibeli oleh warga Kota Paris.

"Kami sangat bangga karena brand lokal bisa mendapat kesempatan untuk dikenalkan di Paris," ungkap Diana Kusuma Dewati Santosa, putri sang pendiri yang kini mengelola Danar Hadi.

"Ini juga merupakan visi dan misi dari pendiri kami, bahwa batik tidak hanya dikenal secara lokal tetapi juga internasional," tambahnya.

Sudah lebih dari 50 tahun, Danar Hadi hadir untuk menjaga salah satu warisan budaya melalui batik.

Meski begitu, ketenaran merek Danar Hadi sebagai produk lokal tak membuat bisnis batik ini berpuas diri.

Danar Hadi terus berinovasi dan beradaptasi dengan zaman untuk menjual dan memperkenalkan produknya tanpa menghilangkan karakteristik budaya.

Di antaranya dengan melakukan optimalisasi penjualan secara online dan memaksimalkan kesempatan mengikuti pameran di luar negeri.

Diana mengaku bahwa hadirnya kesempatan untuk UMKM mempromosikan produk lokal ke mancanegara telah memberikan dampak positif bagi ekosistem bisnis usaha batik di Indonesia.

Baca Juga: 3 Cara Sederhana Temukan Ide Bisnis dan Dorong Kemajuan UMKM Lokal

Diharapkan, semakin banyak komunitas dari ekosistem bisnis batik yang terinspirasi untuk semakin berkembang dan bahkan memasarkan produknya di tingkat dunia.

"Ekspor produk akan membawa dampak sosial dan ekonomi yang baik bagi komunitas lokal, termasuk para pengrajin batik, serta sebagai cara memperkenalkan indahnya kreasi budaya Indonesia di kancah dunia," tutup Diana.

2. Batik Shiroshima yang memberdayakan warga lokal

Batik asal Kulon Progo, Yogyakarta, yakni Shiroshima juga turut memperkenalkan karyanya dalam program Java In Paris.

Batik Shiroshima memiliki karakteristik yang unik, yakni dengan mengangkat konsep pada motif kainnya yang minimalis dan desain pakaian masa kini.

Pemilik Shiroshima, Dian Nutri Justisia Shirokadt mengatakan hadirnya Shiroshima di ajang bergengsi ini merupakan suatu kebanggaan tersendiri.

Hal ini merupakan mimpi Dian untuk berkontribusi memperkenalkan batik asal Kulon Progo ke mancanegara walau sempat tidak yakin produknya mampu bersaing di kelas dunia.

"Sebelumnya saya enggak percaya diri untuk ke Eropa karena takut produk saya tidak cocok. Tapi dengan masuknya ke Paris membuka mata saya jika produk UMKM Indonesia juga memiliki potensi besar di luar negeri," kata Dian.

Di balik desain dan motif yang mengikuti tren ini, Shiroshima melibatkan sejumlah warga lokal asal Lendah, Kulon Progo untuk membatik.

Baca Juga: 4 Cara agar UMKM Lokal Bisa Menembus Pasar Global Menurut Pakar

Ia mengatakan, Shiroshima telah memberdayakan 23 pembatik, yang terdiri dari 10 pria pengrajin batik cap dan 13 perempuan pengrajin batik tulis dalam produksi Shiroshima.

Dian berharap, masuknya ke pasar Eropa dapat memberikan dampak positif bagi UMKM untuk menggerakkan ekosistem usaha batik, termasuk di Yogyakarta.

Sehingga, warisan budaya melalui batik dapat semakin lestari dan para pembatik di daerah menjadi berdaya secara ekonomi dan sosial.

3. Tas kulit Janédan yang mengusung konsep upcycling

Ada juga tas kulit Janédan, brand lokal asal Bantul, Yogyakarta yang mengusung desain kekinian dan ramah lingkungan.

Janédan menggunakan metode upcycling (daur ulang menjadi produk bernilai tambah) yang memanfaatkan limbah kulit sapi dengan teknik tradisional dan alami pada proses produksinya.

Pemilik Janédan, Gabriel Adi Nugroho, menjelaskan bahwa proses produksi tradisional yang lebih ramah lingkungan ini juga mencakup proses penyamakan dan pewarnaan alami.

Limbah kulit sapi yang digunakan juga diproses dengan menghindari penggunaan bahan-bahan kimia.

"Kami melakukan proses upcycling untuk menghasilkan materi tas kami. Kulit yang dipakai merupakan hasil limbah industri daging yang kami daur ulang," terang Gabriel.

"Kemudian masuk ke proses penyamakan sehingga terjadi sirkulasi ekonomi di rantai produksinya. Selain itu, pewarnaan kulit menggunakan jenis kayu seperti tegeran dan mahoni, bukan pewarna kimiawi," lanjutnya.

Lebih lanjut, dalam momen pameran Java In Paris ini, ia berharap dapat menunjukkan bahwa banyak produk di Indonesia yang sudah mengusung konsep ramah lingkungan dengan kualitas bersaing.

Ketiga UMKM di atas keren sekali ya, Kawan Puan? Semoga kiat sukses mereka bisa menginspirasimu.

 Baca Juga: Merintis UMKM Lokal ? Yuk Ikut Hyperlocal Demi Perekonomian Daerah

(*)

Sumber: Press Release
Penulis:
Editor: Dinia Adrianjara


REKOMENDASI HARI INI

Komnas Perempuan Buka Lowongan Kerja Staf Unit Pengaduan, Ini Syaratnya