Parapuan.co - Kawan Puan, sebagian dari kita mungkin pernah meremehkan dan menganggap enteng pekerjaan.
Barangkali bisa dikatakan hampir semua pekerja pernah melakukannya, menganggap suatu tugas cukup ringan untuk diremehkan.
Merasa bahwa pekerjaan bisa diselesaikan dalam 5 menit, tapi malah berakhir panik dan selesai melebihi batas waktu yang ditentukan.
Hal semacam itu dinamakan planning fallacy. Apa itu? Simak penjelasannya sebagaimana dikutip dari Entrepreneur berikut ini!
Pengertian planning fallacy
Planning fallacy atau kekeliruan perencanaan pertama kali digagas oleh Daniel Kahneman dan Amos Tversky pada 1979.
Keduanya mendefinisikan fenomena kekeliruan perencanaan sebagai kecenderungan untuk meremehkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas.
Sebagian besar, kecenderungan itu disebabkan karena terlalu optimis dapat merampungkan suatu pekerjaan lebih cepat.
Boleh saja merasa optimis bisa menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan seefisien mungkin.
Baca Juga: 8 Arti Tersirat di Balik Syarat Lowongan Kerja, Benarkah Suka Tantangan Akan Diberi Pekerjaan Berat?
Namun, sayangnya hal tersebut sering membuat kita justru terjebak dan pekerjaan jadi tidak selesai atau selesai melebihi deadline.
Jika hal itu terjadi beberapa kali, bukannya mendapat pujian atasan, reputasi kita malah semakin buruk.
Cara mengatasi planning fallacy
Melihat bahwa kekeliruan perencanaan bisa menimbulkan masalah serius pada pekerjaan, kamu mesti menghindarinya.
Di bawah ini beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi agar tidak terjebak pada planning fallacy:
1. Melacak riwayat pekerjaan
Cara pertama, gunakan data riwayat pekerjaan yang pernah kamu lakukan sebelumnya.
Cari tahu berapa lama waktu yang kamu butuhkan untuk merampungkan pekerjaan serupa.
2. Tetapkan tenggat waktu yang realistis
Baca Juga: Sama-Sama Kehilangan Pekerjaan, Ternyata Ini Perbedaan Layoff dan Dipecat
Setelah itu, tetapkan tenggat waktu sebagai batasan berapa lama kamu dapat menyelesaikan suatu tugas.
Tak usah muluk-muluk hanya karena optimis, tetapkanlah tenggat waktu yang realistis.
3. Gunakan estimasi
Kamu mesti punya estimasi, apakah pekerjaan yang kamu kerjakan akan mendapatkan hasil baik.
Berjagalah kalau-kalau kamu perlu melakukan revisi atau hasil kerjamu justru ditolak sama sekali.
4. Minimalkan gangguan
Orang kerap meremehkan pekerjaan dan menunda-nunda terkadang lantaran terlalu banyak gangguan.
Gangguan itu misalnya, tergoda membuka ponsel dan melihat-lihat media sosial, mengobrol dengan rekan kerja, dan sebagainya.
Supaya tidak terjebak dengan planning fallacy, coba minimalkan gangguan itu dan berhentilah menunda-nunda.
Nah, mudah-mudahan cara di atas dapat membantu Kawan Puan mengatasi kebiasaan meremehkan pekerjaan, ya!
Baca Juga: Heboh Perusahaan Startup PHK Karyawan, Ini 6 Cara Cepat Dapat Pekerjaan Baru
(*)