Parapuan.co - Sebagian dari Kawan Puan mungkin sudah tahu soal modus penipuan begal rekening yang terjadi belakangan ini.
Begal rekening atau disebut pula social engineering adalah modus penipuan di mana pelaku menyamar menjadi pihak resmi bank atau penyedia jasa keuangan.
Pelaku menjebak korban agar memberikan data pribadi, akun, hingga nomor rekening dan mengurasnya dalam waktu kurang dari lima menit.
Kasus penipuan tersebut membuat Ketua Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Septiaji Eko Nugroho angkat bicara.
Melansir Kontan.co.id, pihaknya meminta masyarakat waspada dan tidak mudah percaya pada siapapun yang mengaku sebagai orang dari penyedia jasa keuangan.
"Masyarakat jangan menghiraukan pesan yang menyaru sebagai pihak bank, padahal sejatinya komplotan jahat yang ingin menguras rekening," tutur Septiaji.
Biasanya, modus penipuan semacam itu menginginkan data-data tertentu calon korban, semisal username dan password, PIN ATM, kode OTP, dll.
Agar kamu tak menjadi korban berikutnya dari aksi begal rekening, sebaiknya waspadai hal-hal di bawah ini:
1. Info perubahan tarif transfer
Baca Juga: Saldo Terpotong Otomatis di Rekening, Kenali Apa Itu Sistem Autodebet
Modus pertama yang kerap digunakan pembegal rekening adalah berpura-pura menjadi pegawai bank dan menyampaikan informasi perubahan tarif transfer.
Sering kali ketika memberikan informasi tersebut, mereka akan meminta korban mengisi link formulir yang meminta data PIN ATM dan password.
Setelah memperolehnya, tanpa korban sadari rekening tabungannya berkurang dan habis tak bersisa.
2. Tawaran menjadi nasabah prioritas
Modus kedua, yaitu menawarkan upgrade di mana seorang nasabah bisa menjadi nasabah prioritas.
Dalam hal ini, penipu bakal memberikan janji-janji menguntungkan kepada calon korbannya dengan promosi-promosi palsu.
Promosi dan tawaran itu bisa diajukan lewat akun-akun media sosial calon korban, seperti Facebook, Instagram, dan Twitter.
Biasanya, penipu menawarkan tentang rendahnya ketentuan minimal tabungan yang harus dimiliki nasabah untuk bisa jadi nasabah prioritas.
3. Akun layanan konsumen palsu
Baca Juga: Ini 3 Situs Untuk Cek Rekening Penipu secara Online Beserta Caranya
Untuk modus ini, pelaku begal rekening biasanya muncul dengan akun palsu ketika ada nasabah yang menyampaikan keluhan terkait layanan perbankan.
Kemudian penipu menawarkan bantuan untuk menangani keluhan tersebut dengan mengarahkan calon korban ke situs palsu.
Di situs itulah penipu meminta korbannya mengisi formulir yang berisi informasi data pribadi.
4. Tawaran menjadi agen bank
Modus lainnya, yaitu melalui akun media sosial yang menawarkan menjadi agen dari sebuah bank.
Penipuan dengan modus ini kerap dilakukan karena persyaratan menjadi agen laku pandai bank tidak membutuhkan persyaratan yang rumit.
Dari situ pelaku akan meminta korban mentransfer sejumlah uang untuk mendapatkan mesin EDC.
Namun, alih-alih menerima mesin EDC untuk jadi agen, korban malah kehilangan tabungan di rekeningnya.
Melihat banyaknya modus penipuan dari pelaku begal rekening, di sinilah perlunya masyarakat mengetahui prinsip keamanan digital.
Terlebih bagi kamu yang menggunakan bank dan dompet digital untuk transaksi perbankan.
Mudah-mudahan informasi di atas membuatmu makin hati-hati ya, Kawan Puan!
Baca Juga: Viral Nasabah Kehilangan Rp135 Juta, Ini 5 Cara Mencegah Skimming ATM
(*)